Tumpukan sampah yang berada persis di pinggir Jalan Raya Mauk berikut saluran irigasi itu, dinilai merusak estetika wilayahnya. Pria yang juga sebagai Ketua Asosiasi Pemerintahan Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Kecamatan Mauk ini mengungkapkan, apalagi sampah berasal bukan dari warga desanya.
“Sebab, kalau desa saya sudah dibuatkan TPS di dalam perkampungan yang jauh dari Jalan Raya Mauk,” kata Kipang, kepada BANTENEKSPRES.CO.ID, Minggu (31/03/2024).
Lantaran alasan itu, dia meminta dinas terkait menyelesaikan persoalan tumpukan sampah dalam rangka menjaga keindahan wilayahnya yang persis di Jalan Raya Mauk berikut saluran irigasi. Rencananya, setelah libur Lebaran April mendatang, dia akan menata sekitar lokasi tersebut menjadi kawasan UMKM lokal masyarakat Desa Tegal Kunir Lor.
“Persoalan itu sampah berasal dari masyarakat warga desa lain yang dibuang ke wilayah saya, silahkan kades lain cari atau bikin TPS di desanya,” ucapnya.