SERPONG,BANTENEKSPRES.ID – Untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan khususnya pelajar, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tangsel menggelar Fertival Literasi Blandongan. Kegiatan yang diselenggarakan di Gedung Perpustakaan dan Kearsipan tersebut dibuka oleh Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan, Rabu, 19 November 2025.
Dalam festival literasi tersebut juga dilakukan pengukuhan Bunda Literasi Kota Tangsel periode 2025-20230. Dimana istri Wakil Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie bernama Tini Indrayanthi Davnie didapuk menjadi Bunda Literasi Kota Tangsel.
Pengukuhan dilakukan oleh Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan. Plt. Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Tangsel Chaerudin mengatakan, dalam festival literasi 2025 pihaknya mengadakan berbagai kegiatan. Acaranya mulai dari pameran buku, lomba menggambar, lomba mewarnai, lomba membaca nyaring, lomba puisi dan bedah buku.
“Festival literasi ini merupakan bagian dari upaya kita untuk menumbuhkan, menguatkan dan menyebarkan budaya literasi di masyarakat,” ujarnya saat sambutan, Rabu, 19 November 2025.
Chaerudin menambahkan, melalui festival literasi tersebut pihaknya ingin menghadirkan ruang bagi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mengekpresikan diri berbagai pengetahuan.
“Termasuk untuk memperkaya wawasan melalui berbagai pengetahuan dan memperkaya wawasan melalui berbagai kegiatan seperti Lomba bedah buku, talk show, pameran buku, serta kegiatan kreatif lainnya,” tambahnya.
Menurutnya, pada kesempatan tersebut juga dilakukan pengukuhan Bunda Literasi Kota Tangsel. Dengan adanya bunda literasi tersebut diharapkan akan menjadi motor penggerak utama dalam mengedukasi masyarakat. Terutama perempuan dan anak agar lebih gemar membaca dan mencitai literasi dalam kehidupan sehari-hari.
“Saat ini kita memiliki koleksi buku sekitar 8.500 judul buku. Kami terus berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan teman-teman pihak-pihak, pemerintah, komunitas sekolah maupun masyarakat, untuk mewujudkan Tangsel sebagai kota cergas dan berliterasi,” tutupnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan mengatakan, membangun budaya literasi, budaya membaca itu tidak bisa dibangun di sekolah saja tapi, juga dibangun di rumah tangga.
“Kalau orang tuanya suka membaca, insya allah anaknya juga akan suka membaca.
Kebetulan, orang tua saya, bapak saya itu hobinya baca. Jadi dari kecil saya masih ingat, mungkin dari Paud sudah disiapkan buku-buku yang memang disukai oleh anak-anak,” ujarnya.
Pilar menambahkan, festival literasi merupakan sebuah semangat baru untuk Pemko Tangsel bagaimana dengan Bunda Literasi yang telah dikukuhkan. Bunda Literasi diharapkan bisa menggerakkan budaya literasi sampai tingkat terkecil, yaitu rumah tangga.
“Bukan hanya saja tingkat kesamatan, kelurahan, ataupun sekolah tapi, bagaimana budaya literasi itu bisa dibangun oleh seluruh pihak-pihak yang berkaitan dengan pendidikan anak, termasuk orang tua,” tambahnya.
Bapak saru anak tersebut berpesan kepada siswa atau generasi muda agar jangan pernah bosan, jangan merasa cukup menimba ilmu karena, belajar itu tidak terbatas usia, belajar itu tidak terbatas hanya bangku sekolah saja.
“Kalian sudah luluspun, kalian tetap belajar, tetap menggali ilmu supaya adik-adik semua bisa lebih hebat lagi, bisa lebih mengembangkan diri lagi dan juga bisa lebih bermanfaat untuk masyarakat,” tutupnya.
Ditempat yang sama, Bunda Literasi Kota Tangsel Tini Indrayanthi Davnie mengatakan, gelar bunda literais bukan hanya simbol tapi, tanggung jawab moral untuk menjadi teladan penggerak dan penyemangat gerakan literasi di Kota Tangsel
“Literasi bukan hanya tentang buku, literasi adalah tentang menumbuhkan rasa ingin tahu dan kemampuan memahami dunia, serta tentang mengetah generasi yang cerdas, kreatif dan berkarakter,” ujarnya.
Tini menambahkan, sebagai Bunda Literasi dirinya mengajak seluruh elemen mulai dari keluarga, sekolah, komunitas, hingga pemerintah untuk bersama-sama menjadikan literasi sebagai gerakan hidup bersama.
“Mari juga jadikan rumah sebagai sekolah pertaama, orang tua sebagai guru pertama dan buku sebagai jendela utama menuju dunia pengetahuan,” harapnya.
Melalui festival literasi tersebut wanita berkerudung tersebut juga berharap akan lahir lebih banyak informasi dan kolaborasi yang mampu membahas atau memperluas akses membaca, memperbanyak ruang literasi publik, serta menghidupkan semangat literasi disetiap sudut Kota Tangsel.
“Saya percaya dengan kerja selama dan semangat kebersamaan Tangsel dapat menjadi kota literasi yang unggul dan inspiratif, tempat di mana masyarakatnya cerdas dalam berpikir, bijak dalam bertindak, dan berbudaya dalam berkomunikasi,” jelasnya.
“Mari bersama-sama menebar semangat membaca, menulis, berpikir-pikir demi generasi muda Tangsel yang unggul dan berdaya saing,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Perpustakaan pada Dinas Keperpustakan dan Kearsipan Kota Tangsel Sadiyah mengatakan, saat ini pihaknya memiliki ribuan koleksi buku-buku dengan judul berbeda-beda. “Untuk buku yang berbentuk fisik kita memiliki koleksi sekitar 85.000 judul buku,” ujarnya.
Sadiyah menambahkan, selain buku yang berbentuk fisik pihaknya juga memiliki koleksi-koleksi buku dalam bentuk digital (iTangsel) yang jumlahnya juga ribuan judul.
iTangsel merupakan aplikasi perpustakaan digital di Kota Tangsel yang memungkinkan masyarakat mengakses buku secara daring. “Yang digital kita punya sekitar 1.600 judul buku,” tambahnya.
iTangsel dapat diunduh melalui aplikasi “iTangsel” di llay store atau diakses melalui desktop di https://itangsel.moco.co.id/,” tutupnya. (*)











