Ia menjelaskan, penyaluran kredit berdasarkan jenis penggunaannya masih didominasi oleh kredit konsumsi, dengan kredit untuk pemilikan rumah tinggal menjadi yang terbesar yakni 31,68 persen.
Penyaluran tertinggi juga disusul oleh kredit untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya, dan perdagangan besar dan kecil masing- masing menyumbang 15,18 persen dan 12,06 persen. “Angka ini mencerminkan tingginya permintaan terhadap sektor properti, khususnya untuk pemilikan rumah tinggal,” ujarnya.
Meski begitu, beberapa sektor perlu menjadi catatan karena risiko kredit macet atau NPL yang tinggi. Adapun sektor yang paling tinggi yakni sektor kontruksi dengan NPL sebesar 7,20 persen, diikuti oleh sektor real estate, usaha persewaan, dan jasa 5,74 persen, serta sektor perikanan 5,24 persen.
“Meskipun terdapat peningkatan fungsi intermediari dari sisi penyaluran kredit atau pembiayaan perbankan, tapi terdapat tantangan terbesar dalam menjaga kualitas kredit di beberapa sektor ekonomi,” ungkapnya.