”Seperti SDN Kampung Melayu 9, mereka setiap tahun hanya mendapatkan 1 kelas. Dan ini menjadi perhatian bersama, agar setiap tahun SDN yang ada di wilayah Kecamatan Teluknaga kuotanya dapat rata dan seimbang,” ujarnya kepada Banten Ekspres, Selasa (4/2).
Hadi menambahkan, pihaknya akan berkoordinasi dengan kepala sekolah lainnya, agar sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Teluknaga, bisa merata dalam menerima siswa. Pasalnya, dengan kuota yang kurang, program sekolah tidak berjalan dengan baik.
”Dalam waktu dekat, saya akan berkoordinasi dengan pihak kepala sekolah lainnya yang ada di wilayah Teluknaga. Ini agar sekolah-sekolah yang tidak sesuai kuota, bisa dapat kuota yang sama. Apalagi tahun ini SPMB SD tidak ada perubahan, yakni 70 persen seperti tahun lalu,”paparnya.
Sementara itu, Kepala SDN Kampung Melayu 9 Aan Suhaenih menjelaskan, setiap SPMB sekolahnya hanya mendapatkan 1 kelas saja. Satu kelas hanya berisi 25 orang. Jumlah siswa itu tidak sesuai dengan kuota yang ada. Idealnya, satu kelas ada 28 orang. Sayangnya, setiap SPMB pihaknya tidak dapat siswa sebanyak itu.
”Penyebabnya, ada beberapa sekolah di sekitar SDN Kampung Melayu 9. Jadi ada orang tua yang mendaftarkan anaknya dibeberapa SDN yang ada di sekitar sekolah. Jika sudah habis kuotanya, baru ke SDN Kampung Melayu 9,” tutupnya.(ran)