SERANG — Pemprov Banten melalui Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Banten menargetkan produksi sebanyak 220 ribu ton ikan tangkap dan budidaya di tahun 2024. Target tersebut optimis tercapai dengan kondisi iklim yang cukup baik untuk tangkap dan budidaya ikan.
Kepala DKP Provinsi Banten, Eli Susiyanti mengatakan, kondisi iklim di 2024 cukup baik dan diyakini akan sangat berpengaruh terhadap produksi tangkap dan budidaya nelayan di 2024.
“Dengan kondisi seperti ini mudah-mudahan target 2024 sebanyak 220 ribu ton bisa tercapai,” katanya saat ditemui di Pendopo Gubernur Banten, KP3B, Curug, Kota Serang, Senin (8/1).
Ia menjelaskan, untuk mencapai target yang diinginkan, pihaknya memiliki program yang berfokus pada kerja dan produktifitas nelayan yaitu membangun sarana dan prasarana serta penyediaan kepada nelayan.
Program tersebut, seperti bantuan alat tangkap kepada nelayan, termasuk dengan bantuan benih unggul kepada pembudidaya ikan.
“Iya bantuan jenisnya bantuan alat tangkap, dan benih unggul,” jelasnya.
Selain itu, untuk meningkatkan produksi ikan di bidang budidaya supaya memiliki nilai ekonomis tinggi, DKP Banten melakukan diversifikasi kepada para Unit Pengolah Ikan (UPI).
Dikatakan Eli, pada 2023 produksi tangkap dan budidaya ikan hanya mencapai sekitar 190 ribu ton. Capaian tersebut nyatanya masih belum memenuhi target yang diakibatkan oleh cuaca ekstrim.
“Kendala karena cuaca ekstrim mengakibatkan, para nelayan tidak bisa melaut, dan lainnya karena sarana dan prasaran yang kurang memadai,” terangnya.
Ia menuturkan, secara kuantitas pembudi daya dan nelayan paling banyak berasal dari Kabupaten Lebak, sedangkan berdasarkan jumlah produksi paling banyak berasal dari Kabupaten Serang. Namun ia tidak merinci jumlah dari total tangkap dan budidaya ikan.
“Daya harus melihat lagi ya, paling banyak produksi itu dari Kabupaten Serang,” tuturnya.
Sebelumnya, kata Eli tahun lalu pihaknya memberikan bantuan peralatan alat tangkap dan armada kapal diatas bobot 12 grosston (GT) ke Kabupaten Lebak. Kapal diatas bobot 12 GT memungkinkan nelayan bisa mencari ikan ke tengah laut dengan jelazah sampai 60 mil dari pantai.
Kemudian ada juga program bantuan sarana alat tangkap kepada nelayan di pesisir Lebak yaitu jaring rampus, pancing tonda, gillnet milenium, dan jaring muroami.
“Ikan-ikan di Selat Banten sendiri memiliki mutu dan kualitas serta bernilai jual tinggi. Ikan di Samudera Hindia ini mayoritas jenis ikan besar yaitu ikan tuna, marlin, cakalang, kembung, tongkol, lobster, dan sidat,” paparnya. (mam/and)