“Keterbukaan informasi dan sistem pelaporan yang betul-betul akuntabilitas yang bisa dipertanggungjawabkan,” sambungnya.
Edi mengaku, sampai sekarang belum terlihat potensi apa saja yang ada di desanya untuk bisa dijadikan bisnis. Karena di desanya, mainset warganya tentang koperasi ini yaitu hanya simpan pinjam, yang kemungkinan banyak memakai produk tersebut.
“Warga ini hanya tau koperasi itu simpan pinjam, tapi tetap akan kita fasilitasi dengan mempertimbangkan seperti apa permodelannya. Aplikasi apa yang cocok untuk menjalankan bisnis ini. Kalau tanpa aplikasi atau sistem akan sulit, kita nanti memberikan satu treking pendataan dan pelaporan, masih tahapan kajian ini,” ujarnya.
Dikatakan Edi, kepengurusan di Kopdes Kramatwatu, Kecamatan Kramatwatu, sebagian besar anggotanya sudah pernah berkoperasi. Namun banyak juga yang masih awam atau belum tahu apapun tentang koperasi. Sehingga, pihaknya berharap adanya pelatihan seputar perkoperasian, supaya dapat berjalan dengan baik dan benar.