Ia mengatakan, dirinya menikmati panorama alam pemukiman kawasan Badui yang masih asri dan lestari dengan pepohonan hijau, juga topografinya perbukitan, pegunungan dan banyak ditemukan jalan curam dan tebing.
Selama ini, kondisi pemukiman Baduy tidak terdapat jalan aspal maupun kendaraan roda dua, sehingga berjalan kaki melelahkan juga menyehatkan.
“Kami berjalan kaki menempuh perjalanan selama lima jam ke Baduy Dalam cukup senang dan mengasyikkan,” katanya.
Sementara itu, tetua adat Baduy yang juga Kepala Desa Kanekes Jaro Saija mengatakan, selama liburan sekolah pemukiman kawasan Baduy ramai dikunjungi wisatawan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat adat. Karena di kawasan Baduy terdapat pelaku usaha micro kecil dan menengah (UMKM), sehingga banyak wisatawan membeli aneka kerajinan untuk oleh-oleh,seperti kain tradisional, tas koja, baju kampret, lomar, suvernir, batik Baduy dan lainnya.