“Staf datang ke saya minta tanda tangan saja. Sementara stempel dan foto itu staf yang lakuin. Saya tidak tahu soal stempel itu, dan saya juga tidak kenal dengan siswa maupun keluarganya, hanya dengar dari staf saja,” ujarnya.
“Ini murni permintaan masyarakat saja, niatnya membantu masyarakat tak mampu yang ingin masuk sekolah negeri,” sambungnya.
Ia juga menegaskan tidak melakukan intervensi, baik kepada pihak sekolah, atau pun kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Banten.
BACA JUGA:
Bentuk Satgas Baru untuk Tangani Premanisme
“Saya ngasih pengantar saja, tidak ada intervensi, tidak telepon kepala sekolah, kepala dinas dan ke siapapun,” paparnya.
“Dan siswanya juga sekarang tidak lulus (gagal masuk SMA negeri),” sambungnya.
“Saya ikhlas dan rela diganti pimpinan demi memperjuangakan anak yang tidak mampu mendapatkan sekolah,” tegasnya. (mam)