Haul ke-459 Sultan Maulana Yusuf Digelar Bulan Depan, Pergantian Kiswah Menjadi Momen Sakral

SERANG, BANTENEKSPRES.CO.ID, — Peringatan haul ke-459 Sultan Maulana Yusuf, salah satu tokoh penting dalam sejarah Kesultanan Banten, akan digelar pada Rabu, 21 Mei 2025, bertepatan dengan bulan Zulqo’dah 1446 H. Acara ini menjadi agenda tahunan yang selalu dinanti oleh para dzurriyat dan masyarakat yang ingin mengenang jasa-jasa sang sultan.

Kegiatan itu dilaksanakan oleh Dzurriyat Panembahan Maulana Yusuf (DPMY) bersama Majelis Agung Kesultanan Banten (MAKTAB). Haul akan dipusatkan di kawasan makam Sultan Maulana Yusuf, Pakalangan Gede, Kasunyatan, Kasemen, Kota Serang.

Bacaan Lainnya

Sejumlah prosesi sakral akan digelar, termasuk pergantian kiswah makam yang selalu diiringi tradisi khas, seperti arak-arakan dari Keroya Baru menuju lokasi makam Sultan Maulana Yusuf.

Ketua Umum Dzurriyat Panembahan Maulana Yusuf (DPMY), Tubagus Safaruddin, menjelaskan haul ini telah menjadi tradisi tahunan yang terus dilestarikan.

“Setiap tahun kami menyelenggarakan haul ini. Setelah dari Haul Agung Sultan Maulana Hasanuddin di Banten, setelah itu dilanjutkan ke sini karena jeda waktunya hanya sekitar 40 hari,” ujarnya, Minggu, 20 April 2025.

Tubagus Safaruddin aka Ntus Plituk, Ketua Umum Dzurriyat Panembahan Maulana Yusuf (DPMY),

Haul Sultan Maulana Yusuf dikenal memiliki prosesi sakral, salah satunya adalah pergantian kiswah (kelambu) makam. Prosesi ini dilakukan dengan prosesi iring-iringan dari Keroya Baru menuju lokasi acara.

“Pergantian kiswah ini menjadi momen yang ditunggu setiap tahun,” kata pria yang akrab disapa Ntus Plituk ini.

Selain pergantian kiswah, rangkaian acara haul juga meliputi istigasah, khatmil Quran, pembacaan kalam Ilahi, serta sambutan dari berbagai pihak, termasuk ketua pelaksana, Ketua MAKTAB, dan perwakilan pemerintah daerah. Tahun ini, Gubernur Banten juga dijadwalkan hadir.

Tubagus Safaruddin yang juga keturunan ke-15 dari Sultan Maulana Yusuf ini menekankan pentingnya acara ini bagi generasi muda.

“Kami ingin anak-anak muda tahu dan mengerti sejarah leluhur mereka. Haul ini bukan sekadar tradisi, tapi juga bentuk penghormatan dan upaya menjaga warisan sejarah,” ujar Ntus Plituk.

Haul di tahun ini pihaknya mengangkat tema “Gawe Kuta Baluwarti Batakelawan Kalis”, yang berarti “Membangun kota dari batu bata dan batu karang”. Tema ini merujuk pada peran besar Sultan Maulana Yusuf dalam membangun Keraton Surosowan sebagai pusat pemerintahan pada masanya.

“Kalau tidak ada beliau, mungkin tidak akan ada pemerintahan seperti sekarang. Maka dari itu, haul ini penting untuk terus dilestarikan sebagai bentuk penghargaan dan pelestarian sejarah,” tutupnya.

Pos terkait