Hal itu terlihat dari program penanggulangan dan pencegahan yang dilakukan oleh Pemkot Serang.
“Kenapa masalahnya? Karena penanganannya tidak serius, hanya sebatas program dan proyek setelah itu selesai,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, pelibatan jaringan masyarakat untuk berkolaborasi dalam penanganan dan pencegahan AKI/AKB masih sangat minim.
“Kurang terbuka untuk berkolaborasi dengan organisasi masyarakat. Mereka hanya melibatkan kader posyandu dan PKK, di luar itu mereka tidak melibatkan masyarakat sipil. Padahal masalah AKI, AKB itu masalah bersama, masih setengah-setengah penanganannya, belum serius,” ucapnya.
Kepala Dinkes Kota Serang Ahmad Hasanudin mengakui, berdasarkan data pada dinasnya angka kematian bayi mengalami peningkatan setiap tahunnya. Bahkan, yang tertinggi tahun 2023 kemarin dengan jumlah kasus sebanyak 63 bayi yang mengalami kematian.
“Memang angka kematian bayi dari tahun 2017 sebanyak 27. Kemudian, tahun 2018 sebanyak 24, tahun 2019 sebanyak 27, dan tahun 2020 sebanyak 29,” katanya.