CIPUTAT,BANTENEKSPRES.CO.ID – Setiap 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Peringatan hari guru menjadi salah satu momen penting untuk memberikan apresiasi kepada pendidik yang berjasa membentuk karakter dan masa depan generasi muda mendatang.
Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Tangsel Hamdani mengatakan, secara umum pihaknya melihat bahwa kesejahteraan guru di Kota Tangsel sudah lebih bagus dibanding sebelum-sebelumnya.
“Guru di sekolah negeri sudah jauh lebih baik karena ada tunjangan atau TPP. Kalau biaca cukup pasti tidak bakalan cukup, kan namanya manusia. Tai kalau itu diangkat sebagai perhatian pemerintah itu sudah jauh lebih baik,” ujarnya kepada BANTENEKSPRES.CO.ID, Minggu, 23 November 2025.
Hamdani menambahkan, sementara itu bila berbicara guru di sekolah swasta Pemkot Tangsel baru memberikan intensif Rp250 ribu per bulan per guru dan kuotanya masih terbatas.
Menurunya, di Kota Tangsel jumlah guru yang berstatus PNS sekitar 2.000, guru pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) sekitar 4.000. “Guru yang berstatus PPPK paruh waktu juga ada. Yang honorer juga masih ada jumlahnya sekitar 400an,” tambahnya.
Hamdani menjelaskan, jumlah guru yang dimiliki terhitung masih tetap kurang karena, ada yang pensiun dan lainnya. Meskipun masih kurang namun, pihak sekolah tidak boleh tambah atau angkat guru honorer dan itu sesuai aturan.
“Kalau standar guru PPPK penuh waktu itu sekitar Rp3,5 juta dan masih ada TPP juga. Kalau guru honorer untuk lulusan S1 gajinya Rp2,5 juta dan S2 Rp2.550.000,” jelasnya.
Sedangkan untuk gaji guru PNS berbeda-beda dan itu berdasarkan golongan, misalnya golongan IIIa minimal S1 maka gajinya Rp3 juta, golongan IIIb berubah, golongan IIIc berubah dan IIId juga berubah.
Hamdani berharap, pada peringatan hari guru ke-80 mendatang guru bisa menjadi garda terdepan dalam upaya mencerdaskan anak-anak bangsa menyongsong Generasi emas 2045.
“Termasuk meningkatkan profesionalisme, artinya ketika menjadi guru, mereka sudah tahu apa itu tupoksinya dan apapun isu katakanlah yang terjadi di luar jangan menghilangkan semangat untuk melaksanakan tugas,” tuturnya.
Mantan kegawai Dinas Sosial Kota Tangsel tersebut mengungkapkan, saat ini guru sedang dalam sorotan luar biasa dari masyarakat. Mereka sedang disorot untuk melaksanakan tugas sesuai dengan aturan dan ketentuan.
“Tugas guru bukan hanya mengajar dan membentuk karakter anak yang tidak baik menjadi lebih baik. Nah, itu kan diperlukan kesabaran, terus juga ketewasan dalam menyikapi perilaku-perilaku anak, sehingga ketika anak melakukan pelanggaran hukuman yang diberikan itu sebanyak mendidih, bukan berupa hukuman fisik,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Kota Tangsel Maman Syaifurahman
mengatakan, Maman mengatakan, kualitas pendidikan di Kota Tangsel secara kualitas sudah bagus. Namun, scara umum memang masih banyak yang perlu diperbaiki dan banyak yang perlu dibenahi.
“Apalagi sekarang banyak viral-viral kayak gitu. Stake holder pendidikan itu perlu duduk bareng gitu loh. Perlu duduk bareng, merumuskan tentang sepertu bagaimana pendidikan di Tangsel. Padahal kan, kalau ngeliat moto Tangsel yang jelas-jelas religius, harusnya udah ini banget. Jadi kayak gitu. Jadi harusnya duduk bareng semua stakeholder pendidikan,” ujarnya.
Maman menambahkan, sekolah bukan hanya negeri saja namum, ada juga swasta, ada forum sekolah swasta. Untuk di DPRD Kota Tangsel ada komisi dua dan pihaknya sudah menjajaki, serta belum lama pihaknya melakukan audiensi dengan mereka.
“Guru itu perlu kenyamanan dalam mendidik, sekarang kan guru takut, orang tua juga kan perlu diedukasi misalnya ada hal-hal yang berkaitan dengan ketidakpuasan atau apapun. Seringkali kan persoalan-soalan pendidikan langsung dibawa keranah hukum dan sebagainya,” jelasnya.
Maman mengaku, seharusnya dalam dunia pendidikan harus jyaman, sehingga segala sesuatu perlu dilakukan mediasi dan lainnya. Bukan hanya siswa namun, guru juga harus dilindungi.
Untuk perbandingan rasio guru dengan jumlah siswa dan apalagi di sekolah negeri sangat butuh perhatian. “Menambah guru kan menambah biaya, yang harus dilakukan misalnya saat PPDB disesuaikan saja dengan kapasaitas dan rombel yang bisa. Jgn sampai jumlah siswa banyak tapi gurunya sedikit,” tupupnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan Kota Tangsel Deden Deni tidak memberikan tanggapan terkait berapa jumlah guru yang berstatus PNS, PPPK maupun tenaga honorer yang ada di kota termuda di Provinsi Banten tersebut.
Deden beberapa kali dihubungi melalui pesan singkat (WA) namun, tidak dibalas. Demikian juga saat ditelffon juga tidak diangkat. (*)
Reporter: Tri Budi











