Membahayakan, SDN Sukamulya I Larang Siswanya Bermain Gangsing Penghapus

Siswa SDN Sukamulya, saat mengikuti kegiatan olahraga dan juga permainan bersama guru mereka di halaman sekolah. Randy/Bantenekspres.co.id

CIKUPA,BANTENKSPRES.CO.ID – Permainan dengan hapusan saat ini sedang trend di kalangan siswa SD, bahkan siswa membuat hapusan mereka untuk di jadikan sebuah mainan. Hal tersebut, bisa membahayakan karena hapusan di gabungkan dengan paku payung sehingga bisa membahayakan orang lain.

SDN Sukamulya I, Kecamatan Cikupa, telah melarang siswanya untuk tidak bermain hapusan karena bisa membahayakan siswa lainnya karena adanya paku payung yang di tanam ke penghapus. Apalagi, hapusan tersebut di adu sepet gangsing dan jika terpental bisa membahayakan siswa lain.

Bacaan Lainnya

Kepala SDN Sukamulya I Asep Adang Jauhari mengatakan, permainan hapusan dengan paku payung saat ini sedang viral di kalangan siswa dan medi sosial, maka itu siswa SDN Sukamulya I di larang bermain mainan hapusan. Khawatir terkena siswa lain dan bisa melukai karena adanya paku payung di penghapus.

“Permain hapusan memang sedang viral, jadi saya melarang agar siswa tidak bermain karena membahayakan. Jangan karena fomo atau viral siswa jadi ikut-ikutan, dan tidak melihat resikonya,”ujarnya kepada Bantenekspres.co.id, Kamis 11 September 2025.

Asep menambahkan, selain membuat bahaya, penghapusan yang dimiliki siswa jadi boros. Harusnya, penghapus tersebut digunakan untuk belajar bukan untuk dimainkan. Harusnya, siswa tidak perlu ikut bermain mainan yang tidak ada manfaatnya dan membuat boros.

“Saya tidak melarang siswa bermain, tetapi main yang bisa membahayakan jangan dilakukan. Apalagi, permainan tersebut mengorbankan peralatan belajar mereka itu tidak di benarkan,”paparnya.

Ia menjelaskan, banyak permainan yang bermanfaat dan mengasah kemampuan siswa, kalau permainan yang sifatnya membahayakan lebih baik jangan dilakukan. Agar, tidak korban dari permainan tersebut. Siswa juga, bisa lebih bijak menggunakan alat belajar dan bukan di mainkan.

“Saya harap, siswa saya tidak mengikuti trend tersebut. Karena, banyak mudharatnya di banding manfaatnya. Lebih baik, perlatan belajar di pakai sesuai dengan fungsinya. Jadi, tidak sia-sia alat belajar digunakan karena orangtua yang beli alat belajar tersebut,”tutupnya. (*)

 

Pos terkait