Timing menambahkan, tidak hanya makanan berat saja, dalam ujian praktik ini, makanan ringan juga boleh dibut siswa, seperti kue putri, kue basah, kue kering dan berbagai macam makanan ringan lainnya. Pihaknya ingin siswa lebih mencintai masakan nusantara di bandingkan makanan lainnya.
”Saat ini, makanan luar telah banyak beredar di Indonesia. Melalui media sosial, banyak sekali makanan dari negara luar jadi incaran masyarakat. Dengan siswa memasak makanan nusantara, diharapkan bisa dipromosikan agar masyarakat yang tidak tahu jadi tahu,”paparnya.
Ia menjelaskan, penilaian yang dilakukan berdasarkan kelompok, kekompakan, rasa, dan juga bentuk makanan yang disajikan. Selain itu, para siswa bisa menjual makanan tersebut agar bisa mendapatkan penghasilan, yang hasilnya bisa dibagikan ke kelompok mereka.
”Saya harap, dengan cara ini siswa mempunyai ide kreatif. Misalnya, mereka bisa memiliki penghasilan sampingan dengan menjual masakan nusantara ini, baik di sekolah ataupun di rumah mereka. Tentunya, ini sebagai pemicu semangat mereka,” tutupnya.(ran)