Warga Hadang Truk Sampah ke TPA Cipeucang, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie: TPA Cipeucang Tidak Mungkin Kita Tutup

Wakil Wali Kota Pilar Saga Ichsan didampingi Kepala UPTD Pengolahan Sampah Desna Gera Andika meninjau TPA Cipeucang, Sabtu 20 Desember 2025. Sampah belum bisa masuk TPA karena ditolak warga sekitar. Foto : Miladi Ahmad/Bantenekspres.co.id

SERPONG,BANTENEKSPRES.CO.ID – Pada Senin, 22 Desember 2025 siang Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menginsteuksikan Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie penanganan sampah di Kota Tangsel kembali dilakukan di TPA Cipeucang.

Penanganan sampah kembali dilakukan lantaran menyusul kondisi darurat sampah yang dinilai sudah berdampak serius terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat sejak beberapa hari lalu.

Bacaan Lainnya

Instruksi tersebut dikatakan Hanif langsung kepada Benyamin saat berkunjung ke Balai Kota Tangsel. Pemkot Tangsel sendiri pada Senin, 22 Desember malam langsung menindaklanjuti instruksi tersebut dengan mengangkut sampah dari berbabagai lokasi di Kota Tangsel. Sampah-sampah tersebut berasal dari tumpukan-tumpukan yang seharusnya tidak dijadikan tempat sampah.

Namun, saat kendaraan yang mengangkut sampah mulai memasuki kawasan TPA Cipeucang sejumlah warga menghadang atau memblokade truk yang membawa sampah tersebut. Warga yang memblokade truk jumlahnya sekitar 50 orang yang berasal dari warga sekitar TPA Cipeucang.

Aksi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes atas kondisi TPA yang dinilai sudah melebihi kapasitas dan membahayakan lingkungan serta kesehatan masyarakat. Namun, upaya warga mendapat penghadangan dari petugas Satpol PP dan Kepolisian. Selain melakukan pengamanan, petugas juga tampak mengatur kendaraan truk pengangkut sampah agar tidak menjadi sasaran emosi warga.

Puluhan warga yang melakukan aksi demo berada di beberapa titik. Sebagian ada yang lakukan aksi di Kawasan Kavling Serpong, Sebagian lagi terkonsentrasi di Kampung Curug dan Kademangan.

Salah satu warga yang ikut memblokade bernama Abdul. Abdul mengatakan, penolakan warga dipicu kekhawatiran terhadap kondisi TPA Cipeucang yang dinilai telah melebihi kapasitas.

“TPA Cipeucang ini sudah overload. Kami khawatir rumah kami tertimbun sampah,” ujarnya kepada wartawan, Senin, 22 Desember 2025 malam.

Abdul menambahkan. Aksi tersebut adalah puncak kekecewaan warga yang selama bertahun-tahun terdampak langsung oleh operasional TPA Cipeucang.

Menurutnya, besaran kompensasi yang diterima warga sekitar TPA Cipeucang tidak sebanding dengan risiko kesehatan yang harus ditanggung masyarakat. “Selama ini kompensasinya hanya Rp250 ribu per tahun tapi, dampak kesehatannya kita rasakan setiap hari,” tambahnya.

Menurutnya, setiap hari volume sampah yang masuk ke TPA Cipeucang lebih dari 1.000 ton, padahal kapasitasnya hanya sekitar 400 ton. “TPA Cipeucang ini sudah overload dan kami menuntut penutupan permanen serta langkah darurat dari pemerintah, seperti pemindahan sampah ke lokasi lain atau pemkot menyediaan lahan baru,” jelasnya.

Terkait penghadangan atau blokade yang dilakukan warga tersebut, Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan, pihaknya akan menyelesaikan permasalahan tersebut. “Kita selesaikan saja, musyawarah saja,” ujarnya.

Pria yang biasa disapa Pak Ben tersebut mengaku, Kementerian Lingkungan Hidup telah memberi kesempakan kepada Pemkot Tangsel untuk dapat membuang kembali sampah ke TPA Cipeucang.

“Yang intinya sekarang Menteri Lingkungan Hidup membuka diri, memberikan jalan lagi kepada kita dan kita manfaatkan,” tambahnya.

“Ini soal komunikasi saja, artinya dari yang diminta warga relatif semua bisa kita penuhi, kecuali menutup TPA Cipeucang,” terangnya.

Pak Ben mengaku, pihaknya membuka diri kepada siapa saja yang memiliki ide dalam mengatasi persoalan sampah di wilayahnya. Baik mengatasi persoalan sampah yang menggunakan teknologi maupun lainnya.

“Kita terbuka pakai teknologi apa saja. Pokoknya sampah di Tangsel selesai dalam waktu jangka pendek dan panjang,” ungkapnya.

Setelah truk-truk yang membawa sampah yang akan dibuang ke TPA Cipeucang diblokir warga, truk-truk tersebut hingga kita masih terparkir di parkiran Taman Kota 2.

Diketahui, penutupan TPA Cipeucang sejak 8 Desember 2025 tersebut ditengarai karena munculnya penolakan warga terkait dampak TPA Cipeucang yang longsor, menimbulkan banjir dan bau menyengat
Hal ini diketahui dari surat warga sekitar TPA Cipeucang yang ditujukan kepada Wali Kota Tangsel.

Berikut petikan surat warga sekitar TPA Cipeucang yang diperoleh Bantenekspres.co.id.

Selaku warga meminta kepada pemerintah khususnya kepada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk menindaklanjuti tentang persoalan sampah yang semakin hari semakin mengganggu di lingkungan kami.

Ada 6 tuntutan warga, pertama penutupan TPS Cipeucang mulai Senin 8 Desember 2025, kedua normalisasi saluran  air kali seperti dulu lagi. Ketiga perapian sampah disekitar rumah yang terdampak sampah, alat berat standby untuk perapian saluran air dan rumah warga.

Keenam penanganan lindi dan bau sampah, dan terakhir dampak kesehatan dan kompensasi warga yang terdampak.

Tuntutan warga tersebut ditandatangani kepala UPTD Pengolahan Sampah Desna Gera Andika dan 13 perwakilan warga serta bermaterai Rp10.000. (*)

Reporter: Tri Budi

Pos terkait