Kasus Pneumonia di Kabupaten Serang Capai 2.849

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti saat diwawancarai wartawan kemarin. Foto : Agunggumelar/Bantenekspres.co.id

SERANG,BANTENEKSPRES.CO.ID – Tren kasus Pneumonia di Kabupaten Serang, sejak Januari sampai September 2025 mencapai 2.849, dan kemungkinan dapat terus meningkat hingga akhir tahun ini.

Pneumonia ini, masuk dalam kategori penyakit berbahaya yang dapat mengakibatkan kematian, karena infeksi dari bakteri, virus, atau jamur, yang menyebabkan alveoli atau kantung udara pada paru-paru yang dipenuhi cairan atau nanah.

Bacaan Lainnya

Adapun kelompok yang paling rentan terkena Pneumonia yaitu, anak-anak di bawah usia lima tahun dan dapat dicegah dengan cara melengkapi imunisasi anak.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti mengatakan, kasus Pneumonia tahun ini mengalami peningkatan khususnya ketika musim kemarau basah, seperti Agustus kemarin kasus ini mencapai 373 disusul Juli 355 dan September 344 kasus.

Pada musim kemarau basah ini, tidak hanya sebatas menyebabkan rasa tidak nyaman, tetapi juga berdampak serius terhadap kesehatan masyarakat, karena dapat memicu berbagai macam penyakit seperti DBD, Ispa, hingga Pneumonia.

“Sekarang ini kan cuacanya panas yang agak ekstrim, kadang-kadang juga mencul hujan yang memicu berbagai macam penyakit salah satunya Pneumonia ini. Jumlah kasusnya cukup tinggi ya, sejak Januari sampai September 2025 mencapai 2.849 kasus,” katanya kepada wartawan, Selasa 21 Oktober 2025.

Istianah mengatakan, gejala yang muncul ketika terkena Pneumonia yaitu demam disertai batuk, pilek, hingga sesak nafas yang akut, dan bahkan bisa mengalami penularan.

Pneumonia juga bisa mengakibatkan kematian, apabila tidak segera ditangani secara intensif dan kelompok yang rentan terkena Pneumonia yaitu Balita, karena daya tahan tubuh yang dimilikinya belum sepenuhnya kuat menangkal virus ini.

“Gejalanya demam, batuk, pilek kemudian disertai dengan sesak nafas, dan penyakit ini bisa menular secara langsung ke orang lain tanpa perantara. Tidak hanya itu, Pneumonia juga bisa menyebabkan kematian khususnya Balita karena rentan terkena,” ujarnya.

Istianah mengaku, sejauh ini tidak ditemukan ada kasus kematian Balita akibat Pneumonia, hanya saja yang beberapa dirawat namun sudah kembali pulih.

Pneumonia ini tentunya bisa dicegah dengan cara imunisasi dan dua vaksin yaitu, vaksin PCV13 atau Pneumococcal Conjugate Vaccine dan PPSV23 atau Pneumococcal Polysaccharide Vaccine.

“Ini tentu menjadi konsen kita bersama ya, untuk meningkatkan edukasi kepada masyarakat agar dapat melengkapi imunisasi dan vaksin supaya bisa mencegah Pneumonia dan memutus mata rantai penularannya. Sekarang ini, Pneumonia Indonesia kasusnya sudah sangat turun dibandingkan beberapa tahun yang lalu, karena cakupan imunisasi yang cukup baik,” ucapnya.

Kata Istianah, cakupan imunisasi pada anak di Kabupaten Serang sudah cukup bagus penerimanya, namun masih ada beberapa daerah juga yang minim penerimanya.

“Alhamdulillah penerimaan masyarakat terhadap imunisasi sudah cukup bagus, namun memang masih ada beberapa daerah yang belum bagus penerimanya, kita terus lakukan edukasi,” tuturnya. (*)

Pos terkait