SINDANGJAYA,BANTENEKSPRES.CO.ID – Warga Desa Sindang Panon, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang dibuat geger. Pekerja proyek perumahan Suvarna Sutera menemukan tulang belulang dibungkus kain kafan di lokasi galian.
Warga merekam peristiwa tersebut hingga viral di media sosial Instagram dan TikTok. Peristiwa tersebut menyita perhatian publik, kepolisian dan pemerintahan, Senin, 29 September 2025.
Kapolresta Tangerang Kombes Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah berserta tim dari Desa Sindang Panon dan Pemerintahan Kecamatan Sindang Jaya turun langsung ke tempat kejadian perkara (TKP).
Indra mengatakan, pengecekan dilakukan untuk merespons berita yang beredar. Ia menjelaskan, pengecekan untuk memastikan bahwa penemuannya kafan dan tulang tidak berkaitan dengan tindak pidana.
“Kami cek langsung untuk menjawab keresahan masyarakat. Kami pastikan, setelah diidentifikasi oleh Inafis, ini bukan tindak pidana,” katanya.
Indra menerangkan, di lokasi itu dahulunya memang merupakan lahan pemakaman. Setelah tanah dijual, makam-makam yang ada di pemakaman itu dipindahkan.
“Setelah dipastikan tidak ada lagi pihak yang mengklaim keberadaan makam di lokasi itu, proses proyek baru dilaksanakan. Artinya, prosedur yang seharusnya, sudah ditempuh oleh semua pihak,” jelasnya.
Sementara, Kepala Desa Sindang Panon Didik Darmadi yang juga berada di lokasi mengatakan, status kepemilikan lahan milik pengembang. Saat beberapa tahun lalu mulai dilakukan pengerjaan, sudah tidak ada yang mengklim keberadaan makam di lokasi itu.
“Setelah pemindahan sekitar 25 sampai 30 makam, tidak langsung dilakukan proyek. Menunggu dulu beberapa waktu, setelah tidak ada yang menyatakan masih ada makam, barulah pekerjaan dimulai,” katanya.
Didik menegaskan, sudah sebulan lebih tidak ada pekerjaan di lokasi penemuan. Pada saat dilakukan pengerjaan pun, tidak ditemukan kain kafan ataupun tulang. Dia menduga, kain kafan dan tulang itu ditemukan karena tanah yang terkikis air.
“Seingat saya mungkin sebulan lebih tidak ada aktivitas di lokasi itu. Makanya rumput mulai meninggi. Mungkin karena sering hujan dan ada genangan, tanahnya terkikis, akhirnya kelihatan,” jelasnya.
Keterangan juga disampaikan Sarifudin, Amil Desa Sindang Panon. Dia menyebut, beberapa tahun lalu dilakukan relokasi makam, dirinyalah yang mengurus. Ia memaparkan, karena sudah tidak ada lagi makam yang nampak.
“Ditambah tidak ada klaim dari warga, maka proses pemindahan makam dianggap selesai. Waktu itu diumumkan, siapa tahu masih ada. Tapi setelah tidak ada yang mengaku, maka dianggap selesai,” katanya.
Meski demikian, pemerintah desa setempat akan menyosialisasikan ke masyarakat guna memastikan tidak ada lagi makam di lokasi itu. Sementara temuan kain kafan dan tulang telau diurus dengan layak. Selanjutnya dibawa untuk kembali di makamkan di pemakaman yang berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi penemuan.(*)