Jaga Budaya Khas Tangerang, Guru SDN Cungkanggalih I Kompak Pakai Batik Motif Rambutan

Guru SDN Cungkanggalih I terlihat kompak menggunakan batik dengan motif rambutan, batik tersebut adalah batik khas kabupaten Tangerang. Foto SDN Cungkanggalih I for Bantenekspres.co.id

CURUG,BANTENEKSPRES.CO.ID – Guru SDN Cungkanggalih I, Kecamatan Curug, sangat kompak menggunakan batik dengan motif rambutan, batik motif rambutan adalah batik khas kabupaten Tangerang yang mempunyai makna yang besar.

Kekompakan para guru tersebut, menandakan bahwa antara para guru tidak ada batasan. Bahkan, dengan berpakaian batik khas kabupaten Tangerang mereka sangat terlihat keren dan menawan. Dan dipercayai menggunakan batik dengan motif rambutan bisa membawa aura positif dan semangat saat mengajar siswa.

Bacaan Lainnya

Kepala SDN Cungkanggalih I Lina Karmila mengatakan, semua guru SDN Cungkanggalih I kompak menggunakan batik rambutan khas kabupaten Tangerang, hal tersebut untuk menjaga budaya Kabupaten Tangerang. Bahkan, dengan menggunakan batik khas kabupaten Tangerang menunjukkan bahwa kecintaan terhadap Kabupaten Tangerang.

“Hari ini, semua guru kompak menggunakan batik rambutan. Kebetulan, batik dengan motif rambutan adalah batik khas kabupaten Tangerang yang mempunyai makna yang besar dan kuat. Dan dari batik rambutan, banyak menyampaikan banyak makna terhadap warga Kabupaten Tangerang,”ujarnya kepada Bantenekspres.co.id, Kamis 18 September 2025.

Lina menambahakan, bahwa batik motif rambutan mencerminkan kamakmuran, kesuburan, dan kehangatan masyarakat Kabupaten Tangerang. Jadi batik motif rambutan, sebuah kebanggaan bagi siapa yang memakainya termasuk para guru SDN Cungkanggalih I yang tampil anggun dan keren saat menggunakan.

“Batik rambutan khas kabupaten Tangerang mempunyai cerminan seperti yang ada di sekolah ini, jadi kita sangat bangga menggunakan batik ini sebagai seragam yang kami gunakan setiap hari kamis,”paprnya.

Ia menjelaskan, untuk siswa belum ada batik yang sama seperti guru, batik yang digunakan adalah batik pada umumnya siswa sekolah dasar. Pihaknya belum bisa menerapkan karena memang harus dilakukan sosialisasi kepada orangtua siswa. Jika tidak, maka khawatir ada masalah.

“Untuk siswa harus kami konsepkan dan sosialisasikan kepada orangtua siswa, karena jika tidak maka bisa menimbulkan kecurigaan dari orangtuanya. Maka itu, hanya para guru saja yang menggunakan batik khas kabupaten Tangerang,”tutupnya. (*)

Pos terkait