Ratusan Pedagang Pasar Rau Dibongkar dan Dipindahkan

Sejumlah lapak liar di sepanjang bahu jalan dan saluran irigasi Pasar Induk Rau, Kota Serang mulai dibongkar pada Senin 29 Juli 2025. Ratusan pedagang dipindahkan ke lantai dua gedung utama pasar.Foto : Aldi Alpian Indra/Bantenekspres.co.id

SERANG, BANTENEKSPRES.CO.ID – Penertiban pedagang di kawasan Pasar Induk Rau (PIR), Kota Serang, mulai dilakukan sejak Selasa 29 Juli 2025 pagi. Ratusan pedagang kaki lima yang menempati bahu jalan dan area di atas saluran irigasi di sepanjang Blok M hingga Terminal Cangkring ditertibkan secara serentak oleh tim gabungan atas perintah Wali Kota Serang. Para pedagang kemudian dipindahkan ke dalam area pasar, tepatnya di lantai dua gedung PIR.

Ketua Satgas Percepatan Pembangunan dan Investasi Kota Serang, Wahyu Nurjamil, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari penataan besar-besaran terhadap kawasan Pasar Rau. Penertiban menjadi atensi khusus dari Wali Kota Serang serta mendapat dukungan dari Gubernur Banten dan Kapolda Banten.

Bacaan Lainnya

“Ya, hari ini kita bersama tim gabungan atas perintah Wali Kota dan merupakan atensi dari Gubernur dan Pak Kapolda. Kita melakukan penertiban di Pasar Rau, dimulai dari tahap pertama yaitu Blok M sampai ke Cangkring. Nanti, insyaallah bulan depan tahap keduanya akan dilakukan sambil menyiapkan tempat relokasi baru,” ujar Wahyu.

Menurutnya, terdapat hampir 300 pedagang yang masuk dalam penertiban tahap pertama ini. Seluruhnya telah disiapkan tempat relokasi yang dinilai lebih layak. Penempatan para pedagang dibagi berdasarkan jenis dagangan dengan sistem zonasi basah dan kering untuk menghindari keributan antar pedagang.

“Kita sudah memberikan formulir, diisi oleh para pedagang. Dari situ kita tempatkan sesuai blok mana zona kering, mana zona basah,” tambahnya.

Penertiban yang dilakukan tak lepas dari sejumlah pelanggaran. Selain mengganggu lalu lintas, para pedagang juga menempati area yang tidak diperbolehkan seperti di atas irigasi dan pipa gas. Untuk mencegah kembalinya aktivitas perdagangan di bahu jalan, pihaknya telah menyiagakan pengawasan harian dari unsur gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP.

“Sudah kita siapkan pos pengamanan. Nantinya pengawasan akan dilakukan setiap hari agar tidak ada lagi pedagang yang kembali ke jalan. Trotoar akan dikembalikan ke fungsinya sebagai fasilitas pejalan kaki, begitu juga area terminal akan difungsikan kembali,” tegas Wahyu.

Meski demikian, pihaknya mengakui masih terdapat pedagang yang menolak untuk dipindahkan, serta potensi kecemburuan sosial, terutama dari pedagang yang masih bisa berjualan di atas lahan pribadi.

“Pasti ada penolakan. Tapi kita kembalikan ke aturan. Yang ditertibkan adalah yang melanggar, bukan yang berada di atas lahan pribadi secara legal,” ujarnya.

Untuk tahap kedua, lanjut Wahyu, akan menyasar sekitar 100 pedagang yang akan dipindahkan ke lantai rooftop gedung pasar. Area ini akan digunakan sebagai zona grosir dengan akses masuk melalui Terminal Cangkring.

“Kami sudah bahas juga dengan PT Pesona selaku pengelola. Termasuk perbaikan akses jalan dan parkir yang menjadi keluhan para pedagang,” tuturnya.

Soal biaya, Wahyu memastikan bahwa pemindahan pedagang ke tempat baru ini tidak dipungut bayaran alias gratis. Namun ke depan akan ada mekanisme retribusi sesuai ketentuan pengelola.

“Gratis untuk pemindahan. Tapi tentu akan ada retribusi rutin nantinya, itu sudah menjadi kewajiban,” jelasnya.

Pemindahan ini disebut sebagai langkah awal sebelum pembangunan pasar baru yang direncanakan akan dimulai pada tahun 2026. Pasar Rau rencananya akan dibangun ulang secara total dari titik nol dengan skema multiyears selama dua tahun.

“Ini perpindahan sementara. Ke depan, kita akan cari lokasi relokasi yang permanen. Beberapa titik sudah kita survei. Rencana pembangunan pasar dimulai awal 2026 dengan anggaran Rp200 hingga Rp300 miliar. Tergantung kemampuan APBD dan kelengkapan perencanaan di Dinas PU,” katanya.

Wahyu berharap, revitalisasi total kawasan pasar ini bisa menciptakan pasar induk yang modern, bersih, dan nyaman, sekaligus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Kota Serang.

“Indikator keberhasilan proyek ini adalah pasar yang layak, revitalisasi menyeluruh kawasan, pedagang nyaman, pembeli pun puas. Ini akan menjadi pusat ekonomi baru Kota Serang,” pungkasnya (*)

Reporter: Aldi Alpian Indra

Pos terkait