Air Sungai Ciujung Hitam dan Bau, Nelayan Tak Bisa Cari Uang

Air Sungai
BERHENTI BEROPERASI: Nelayan Desa Tengkurak, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang meratapi kapalnya yang berhenti beroperasi akibat tercemarnya Sungai Ciujung, Selasa (17/6). (CREDIT: AGUNG GUMELAR/BANTEN EKSPRES)

“Setiap tahun pasti seperti ini, tidak pernah berubah dan biasanya bisa berlangsung sampai empat bulan lamanya,” sambung Pendi.

Pendi mengaku, sementara ini sudah tidak lagi melaut sejak beberapa bulan lalu, karena lokasi yang biasanya banyak ikan sudah tidak ada lagi ikan, akibat limbah Sungai Ciujung yang sampai ke laut lepas.

Bacaan Lainnya

Sehingga, dirinya tidak bisa mendapatkan uang hasil dari tangkapan ikan yang biasanya dijual, dan kini dirinya hanya bisa pasrah menunggu Sungai Ciujung kembali normal.

“Udah beberapa bulan sudah tidak melaut lagi, karena ikannya pada kabur akibat limbah yang sampai ke laut ini, biasanya saya melaut sekitar tiga sampai lima kilometer dari daratan. Tapi, kini harus menempuh lebih jauh lagi ke tengah laut yang resikonya besar,” ujarnya.

Sejumlah pejabat dan pihak berwenang, kata Pendi, pernah datang ke lokasi dan berjanji akan menghentikan aliran limbah ke Sungai Ciujung.

Pos terkait