Medi mengatakan, awalnya warga tidak protes dengan adanya pembangunan tol, terlebih ada banyak warga yang mendapat uang ganti rugi pembebasan. Namun menurutnya, pelaksana proyek terkesan mengabaikan lingkungan sekitar.
“Kini malah banyak warga yang sudah tidak bisa menggarap kebunnya karena banjir atau rusak karena tanahnya digali. Pembudidaya ikan juga kehilangan mata pencaharian karena kolamnya banjir,” ungkapnya.
Baca Juga: Pemerintah Pusat dan Pemprov Banten Diharapkan Bantu Bangun Jembatan Tol ke Puspemkab Serang
Warga Desa Bendungan lainnya, Luki Lukman membenarkan jika pelaksanaan pembangunan Tol Serang-Panimang Seksi II terkesan abai dengan lingkungan. Hal yang memberatkan warga, kata Luki, adalah banyak lahan yang terendam karena pelaksana proyek tidak menyediakan drainase.
“Wajar kalau warga protes dan menuntut ganti rugi. Sawah dan kebun merupakan mata pencaharian utama mereka namun sekarang rusak. Kami harap pemerintah tidak mengorbankan warga untuk proyek ini,” katanya.