CIPUTAT—Alat kontrasepsi yang tersedia di pasaran jumlahnya beragam. Mulai dari jenis suntik, Intra Uterine Device (IUD), Medis Operatif Wanita (MOW), Metoda Operasi Pria (MOP), implan, kondom dan pil mudah diperoleh. Dari jenis-jenis program KB itu, paling sulit mencari akseptor MOP.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Tangsel Cahyadi mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan mendapatkan jumlah akseptor lebih baik dibanding tahun laku.
“Target akseptor 2024 kita yakni akseptor IUD 1.043, implan 1.385 MOW 45 dan MOP 2,” ujarnyab kepada Tangerang Ekspres, Selasa (9/1/2024).
Cahyadi menambahkan, pihaknya saat ini masih menunggu target dari Provinsi Banten dan belum belum turun. “Itu target DPA kita di DAK tapi, biasanya realisasinya diatas itu. Terus biasanya provinsi itu turunannnya dari BKKBN dan ada target tersendiri,” tambahnya
Biasanya kita mengeluarkan target disingkronkan dengan target dari provinisi. “Kalau capaian akseptor 2023 untuk IUD 1.311, implan 1.601, WOW 22 dan MOP 0.
Menurutnya, untuk target yang sulit adalah cari akseptor faseksomi (MOP) untuk pria. “Pada umumnya mereka takut MOP dan khawatir tidak bisa ereksi lagi, padahal fasektomi masih bisa ereksi alat kelaminnya,” jelasnya.
Masih menurutnya, saat ini penggunaan kontrasepsi sudah meningkat, dan dapat dilihat dari peningkatan dari tahun ketahun. Pengguanan kontrasepsi paling banyak dilakukan di puskesmas dan RSU Tangsel, klinik swasta dan mobil layanan KB keliling.
Namun, bila dilihat dari usia aseptor atau orang yang menerima kontrasepsi, usia 21-40 tahun adalah rentang umur yang paling banyak menggunakan kontrasepsi. Usia ini termasuk dalam rentang masa produktif.
“Meski ada banyak pilihan alat kontrasepsi yang bisa digunakan oleh masyarakat namun, keputusan akhirnya tetap di tangan para akseptor, kontrasepsi apa yang sesuai dengan dirinya,” tuturnya. (bud)