SERANG — Segel menyegel SMA Negeri mewarnai kekisruhan pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di Banten. Selengkapnya
Segel menyegel SMA Negeri mewarnai kekisruhan pelaksanaan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di Banten. Sejumlah sekolah di Kota Tangerang Selatan dan Kabupaten Tangerang disegel warga karena anak mereka tidak diterima di SMA Negeri melalui jalur domisili.
Sekretaris Komisi V DPRD Banten, Rifki Hermiansyah membeberkan banyaknya aduan yang diterima terkait dengan dugaan kecurangan yang terjadi pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 di sejumlah sekolah yang ada di Provinsi Banten. Ia mengaku, salah satu aduanya yakni perubahan nilai rapor yang melibatkan operator sekolah.
Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tingkat sekolah SMA negeri secara online di Banten, terjadi banyak masalah. Memasukkan data kedalam aplikasi pendaftaran, tak semudah yang dibayangkan. Banyak yang gagal, karena buruknya jaringan internet. Ada juga pilihan jalur domisili tidak muncul di dalam aplikasi. Hal ini terjadi pada SPMB tingkat SMA hari kedua, Selasa (17/6).
Puluhan ribu siswa lulusan sekolah menengah pertama (SMP) atau sederajat di Banten tidak dapat menikmati program sekolah gratis di sekolah menengah atas (SMA) tahun ini. Karena, SMA negeri dan swasta tidak mampu menampung semua lulusan SMP.
Gubernur Banten Andra Soni mengingatkan kepala sekolah (kepsek) agar tidak ada lagi praktik titip-menitip dalam proses Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ini. SPMB rencananya akan digelar Juni mendatang. Andra mengatakan, proses SPMB harus berjalan dengan transparan sesuai dengan aturan dan tidak boleh ada praktik yang mengakali sistem tersebut.
Sebanyak 1.200 sekolah swasta tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat di Banten telah menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi program sekolah gratis. Program tersebut merupakan salah satu janji politik Gubernur dan Wakil Gubernur Banten, Andra Soni-Dimyati Natakusumah.
Tidak Ada Pos Lagi.
Tidak ada laman yang di load.
