LEBAK, BANTENEKSPRES.CO.ID – Kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di Kabupaten Lebak selama Agustus 2023 sebanyak 7.194 kasus. Jumlah tersebut melonjak atau naik dua kali lipat dibandingkan Juli yang hanya 3.999 kasus.
Kepala Bidang (Kabid) Pelayanan kesehatan (Yankes) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, dr. Firman Rahmatullah mengatakan, Dinkes Lebak mencatat ada sekitar 7.194 kasus ISPA, terdiri dari 6.875 batuk bukan pneumonia dan 319 di antaranya pneumonia.
Kasus ISPA yang ditangani di rumah sakit biasanya ISPA yang sudah berat, sedangkan ISPA yang ditangani di layanan Puskesmas merupakan ISPA yang terindentifikasi ringan dan sedang.
“Penyakit ISPA yang menyerang masyarakat banyak faktor, mulai dari cara hidup yang tidak sehat, dari lingkungan sampai makanan, bisa juga karena debu dan polusi udara,” kata Firman kepada wartawan, Selasa (19/9/2023).
Direktur RSUD dr. Adjidarmo Rangkasbitung, dr. Budhi Mulyanto mengatakan, bangsal anak selalu penuh oleh pasien dengan bergejala infeksi saluran pernapasan, pneumonia dan diare.
“Ada peningkatan pasien ISPA, pneumonia dan diare. Kondisi saat ini sedang musim kemarau menimbulkan banyak debu dan polutan, kemudian ditambah lagi kurangnya ketersediaan air bersih,” kata Budhi.
Menurut dia, penuhnya ruang perawatan dikarenakan banyak pasien yang sebenarnya bukan termasuk dalam kategori kegawatdaruratan, tetapi memilih datang ke IGD rumah sakit.
Sebenarnya, kata Budi, tidak seluruh penyakit termasuk ISPA dirawat di rumah sakit. Ia mengimbau masyarakat yang mengalami gejala ringan dan sedang agar cukup datang ke fasilitas pelayanan terdekat atau fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti puskesmas dan klinik. Beberapa puskesmas sudah berstatus dengan tempat perawatan (DTP).
Budi menjelaskan, ISPA yang harus mendapatkan penanganan di rumah sakit adalah dengan kategori ISPA berat pneumonia atau bronkopneumonia.
“Pasien mengalami sesak nafas dengan tanda peningkatan frekuensi pernapasan pendek dan ada tarikan (retraksi) tulang selangka (clavicula) dada depan,” tuturnya.
Reporter: Ahmad Fadilah
Editor: Sutanto Ibnu Omo