CIPUTAT,BANTENEKSPRES.CO.ID –
Dinas Kesehatan Kota Tangsel sejak 10 Februari 2025 hingga sekarang telah melaksanakan layanan cek kesehatan gratis (CKG) bagi masyarakat.
Pelayanan CKG tersebut dilakukan di 35 Puskesmas yang tersebar di 7 kecamatan dan beberapa lokasi dimana Dinkes melakukan layanan jemput bola.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangsel Allin Hendalin Mahdaniar mengatakan, sejak pertama layanan CKG di wilayahnya dilakukan pihaknya telah melayani ratusan ribu masyarakat yang memeriksakan kesehatannya. “Total sudah ada 431.722 warga yang kita layani program CKG,” ujarnya kepada BANTENEKSPRES.CO.ID, Rabu, 3 Desember 2025.
Allin menambahkan, 431.722 orang tersebut tersebar di 7 kecamatan yang ada di Kota Tangsel.
Sementara itu, sejak 4 Agustus 2025 program cek kesehatan gratis (CKG) untuk siswa tingkat SD hingga SMA di Kota Tangsel telah dimulai. Ada 301.598 siswa di Kota Tangsel yang menjadi sasaran program unggulan Presiden Prabowo Subianto tersebut.
“Sampai saat ini sudah 269.852 siswa yang telah diperiksa kesehatannya,” ujarnya.
Wanita berkerudung tersebut menjelaskan, dalam pelaksanaan CKG pihaknya menemukan sejumlah masalah kesehatan pada siswa. Paling banyak ditemukan adalah masalah gigi berlubang dan
penurunan ketajaman penglihatan.
“Paling banyak ditemukan masalah gigi berlubang. Untuk gigi berlubang, itu langsung ditindak lanjuti dirujuk ke puskesmas dan disana ditindaklanjuti apakah harus seperti apa, dokter yang paling tahu,” terangnya.
Allin mengaku, edukasi diberikan kepada anak dan arangtua pasalnya, saat hadir ke puskesmas pasti mereka diantar orangtua. “Nah disitulah dokter giginya sekaligus memberikan edukasi. Gigi berlubang ini disebabkan karena makan makanan manis dan tidak diiringi gosok gigi yang benar. Minimal gosok gigi dua kali sehari dan kapannya juga dijelaskan oleh dokter,” jelasnya.
Mantan Direktur RSU Kota Tangsel tersebut menuturkan, pemasalahan kesehatan kedua yang banyak ditemukan terhadap siswa adalah gangguan refraksi mata. Pihaknya melakukan fisus, yakni pemeriksaan untuk mengukur ketajaman penglihatan seseorang.
“Kan dites mata yang penglihatan itu, nah mereka penglihatannya menurun, fisusnya. Yakni penurunan ketajaman penglihatan. Sehingga itu harus ditindaklanjuti ke dokter, supaya dapat diketahui secara pasti apakah minus atau apa,” tuturnya.
“Terkait soal penurunan ketajaman penglihatan (fisus), kita harus tindaklanjuti tapi yang pasti kita lakukan edukasi karena anak-anak pasti banyak melihat dan bermain HP dan lainnya. Tentunya itu harus kita tindaklanjuti dan diberikan rujukan juga untuk diperiksa lebih lanjut, apakah butuh bantuan kacamata atau hanya lelah matanya dan itu kita koordinasi dengan pihak sekolah untuk memantau sampai ditindak lanjuti oleh orangtua,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan Kota Tangsel Eliwedi Erni mengatakan, tujuan dilaksanakan CKG adalah untuk pencegahan penyakit dan jangan sampai ketahuan penyakitnya sudah parah. Namun, problem dalam program tersebut adalah masih banyak masyarakat yang tidak mau CKG karena takut ketahuan punya penyakit.
“Kalau orang yang paham dan rutin cek kesehatan malah justru memanfaatkan program ini tapi, bagi yang tidak pernah memeriksakan kesehatan malah malas CKG,” jelasnya.
Diketahui, program cek kesehatan gratis saat ulang tahun diperuntukkan bagi usia 0 hingga 6 tahun dan 18 tahun ke atas. Ada beberapa kategori yang diperiksa kesehatan gratis saat ulang tahun, yakni bayi, anak-anak, remaja, dewasa sampai lansia.
Wanita berkerudung tersebut menuturkan, program CKG dilakukan agar kesehatan masyarakat Indonesia semakin baik, seiring dengan tujuan pemerintah mencapai Indonesia Emas 2045.
“CKG merupakan bagian dari misi Presiden Prabowo untuk memberikan pelayanan secara langsung kepada masyarakat dan terutama dalam rangka pencegahan dibanding penanganan kesehatan,” tutupnya.
Sementara itu, warga Ciputat Syahroni menyambut baik layanan CKG yang dilaksanakan pemerintah tersebut. “Awalnya saya takut periksa ke doktor tapi, dengan adanya layanan CKG ini saya jadi berani sek kesehatan,” ujarnya.
Syahroni menambahkan, setelah melakukan CKG ternyata dirinya mengalami tekanan darah tinggi dan itu membuatnya harus menjaga kesehatan dan menjaga pola makan. “Mulai sekarnag saya harus jaga pola makan agar tidak darah tinggi lagi,” ungkapnya. (*)











