CIKUPA,BANTENEKSPRES.CO.ID – Hari Guru ke-80, banyak harapan dan cita-cita yang ingin di raih oleh guru yang mengajar di sekolah. Apalagi, saat ini guru selalu menjadi korban saat melakukan pembinaan terhadap siswa oleh orangtua dengan alesan kekerasan terhadap anak.
Maka itu, di hari guru Nasional para guru khususnya di Kabupaten Tangerang menginginkan adanya perlindungan hukum dalam melakukan pembinaan terhadap siswa. Hal tersebut, karena memang pembinaan dilakukan untuk semata-mata membentuk karakter siswa agar lebih baik dan orangtua harus bisa lebih menghargai pembinaan yang dilakukan oleh guru.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kabupaten Tangerang Dulhadi mengatakan, bahwa di hari guru banyak sekali impian dan harapan yang di inginkan oleh guru, diantaranya kesejahteraan guru, perlindungan hukum, serta status guru yang saat ini masih ada guru honorer yang mengajar di sekolah yang ada di Kabupaten Tangerang.
“Di hari guru ke-80 ini, saya ucapkan selamat hari guru. Tentunya, ada dua point yang saya akan sampaikan yang pertama mengenai masalah kekurangan guru di sekolah dan ke dua adalah masalah perlindungan hukum untuk para guru yang melakukan pembinaan di sekolah,”ujarnya kepada Bantenekspres.co.id di ruang kerjanya, Selasa 25 November 2025.
Dulhadi menjelaskan, untuk masalah perlindungan hukum, harus ada untuk melindungi guru yang melakukan pembinaan. Karena setiap melakukan pembinaan, guru kerap kali di laporkan ke polisi dengan laporan kekerasan terhadap anak dan di ancam oleh orangtua siswa jika siswa melaporkan kepada orangtuanya jika ada guru yang melakukan pembinaan.
“Ini sering kita temukan, yang mana guru di laporkan ke kepolisian atau di ancam. Ini harus dilakukan perlindungan hukum, karena pembinaan yang dilakukan oleh guru masih didalam kewajaran. Guru melakukan teguran, karena memang siswa melakukan pelanggaran terhadap aturan sekolah. Makanya, harus dilakukan pembina tetapi selalu di salah artikan oleh orangtua siswa,”paparnya.
Dulhadi menambahkan, untuk masalah tersebut, harus ada kolaborasi antara guru dan orangtua. Agar tidak terjadi kesalahpahaman, dengan kolaborasi tersebut akan menciptakan komunikasi dan kesepahaman dalam rangka menjalankan pembina terhadap siswa. Selain itu, dengan kolaborasi tersebut bisa menekan keselapahaman antara guru dan orangtua siswa.
Ia mengatakan, point selanjutnya adalah masalah kebutuhan guru di sekolah, ini menjadi masalah besar bagi sekolah karena masih kekurangan guru mengajar khususnya di wilayah kabupaten Tangerang. Apalagi, saat ini sekolah sudah tidak boleh melakukan perekrutan guru honorer. Tetapi, kekurangan guru harus bisa di tangani segera karena memang itu bisa menjadi masalah besar dalam dunia pendidikan.
“Kekurangan guru di wilayah kabupaten Tangerang menjadi perhatian kami selaku sekolah, kekurangan guru tersebut karena banyak yang pensiun dan harus di isi segera agar proses belajar mengajar berjalan dengan baik dan maksimal. Harus ada solusinya, karena tidak mungkin guru yang ada dobel job dan itu bisa membebani guru tersebut,”katanya.
Terpisah, Ketua PGRI Kecamatan Kosambi Yahya Ansori menuturkan, bahwa di hari guru ke-80 para guru mempunyai harapan besarnya terhadap kesejahteraan mereka. Apalagi, guru honorer yang masih ada dan mengajar harus bisa di pikirkan oleh pemerintah agar mereka bisa sejahtera.
“Di hari guru ini, hanya satu harapan kami yakni kesejahteraan. Masih ada guru yang berpenghasilan rendah, bahkan kondisi ekonomi mereka bisa di bilang hanya cukup untuk kebutuhan utama. Walaupun demikian, mereka para guru tidak pernah putus asa dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada siswa,”tutupnya. (*)











