TANGERANG, BANTENEKSPRES.CO.ID – Kasus perundungan atau bullying masih menjadi persoalan serius di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Dampaknya tak main-main, mulai dari gangguan psikologis, menurunnya kepercayaan diri, hingga trauma jangka panjang. Bentuknya pun beragam, dari verbal, fisik, sosial, sampai digital melalui gawai.
Melihat ancaman itu, Polres Metro Tangerang Kota terus memperkuat kampanye pencegahan bullying. Kapolres Kombes Pol Raden Muhammad Jauhari menegaskan pentingnya keterlibatan semua pihak untuk memutus budaya perundungan yang kerap dianggap sepele.
“Bullying bukan hal biasa. Ini bisa merusak masa depan anak. Semua harus berperan untuk menghentikannya,” tegas Jauhari.
Menurutnya, tidak semua bullying tampak secara fisik. Agresi verbal, pengucilan sosial, hingga pelecehan psikologis justru sering luput dari perhatian.
“Padahal, dampaknya bisa lebih berat dan berujung pada kecemasan, depresi, hingga penurunan prestasi belajar,” kata dia.
Fenomena ini kerap dipicu berbagai faktor, mulai dari pola asuh yang kurang mendukung, lemahnya kontrol emosi pelaku, hingga lingkungan sekolah yang belum sepenuhnya sensitif terhadap isu perundungan.
“Maka, kampanye ‘Stop Bullying’ ini
Polres Metro Tangerang Kota mengajak masyarakat, terutama pelajar, untuk menolak segala bentuk perundungan baik fisik, verbal, maupun digital,” bebernya.
Lewat program Polisi Saba Sekolah atau Police Goes To School, petugas Binmas turun langsung menemui siswa. Polisi akan memberikan edukasi mengenai risiko bullying, pentingnya saling menghormati, serta cara melapor jika menjadi korban.
“Pelajar juga diingatkan untuk memanfaatkan Call Center 110 ketika menemukan tindakan perundungan,’ ujar Jauhari.
Polres turut memperkuat implementasi sekolah ramah anak di Kota Tangerang. Lingkungan pendidikan diharapkan tidak hanya aman untuk belajar, tetapi juga mendukung perkembangan sosial dan emosional siswa.
“Kami mengajak dan mengimbau orang tua, guru, dan masyarakat ikut menciptakan ruang yang aman bagi anak. Pesan “Stop Bullying” bukan sekadar slogan, tetapi ajakan bertindak melaporkan jika melihat bullying, mendampingi korban, dan memastikan sekolah menjadi tempat yang inklusif bagi semua,” tandas Kapolres. (*)










