CIPUTAT,BANTENEKSPRES.CO.ID – Musim hujan mulai menyelimuti sebagian besar wilayah Banten. Hujan dengan intensitas ringan hingga lebat terjadi hampir setiap hari. Namun cuaca panas siang hari dan angin kencang masih kerap muncul dan menimbulkan pohon tumbang hingga reklame roboh.
Kepala Bidang Meteorologi dan Klimatologi pada Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah II Ana Oktavia Setiowati mengatakan, sekitar 67 persen wilayah Banten sudah masuk musim hujan.
“Yang belum itu Kota Cilegon, Kota Serang, Kabupaten Serang bagian utara, Kabupaten Tangerang bagian utara, dan Kota Tangerang bagian utara,” ujarnya. Minggu 16 November 2025.
Ana menyebut wilayah Lebak, terutama bagian tengah, bahkan tidak mengalami musim kemarau tahun ini. Sepanjang 2025, wilayah tersebut diguyur hujan terus-menerus.
Ia menjelaskan Banten masih berada pada fase awal musim hujan. Pada fase ini, cuaca panas di siang hari masih normal. Justru fase awal ini disebutnya paling rawan cuaca ekstrem karena atmosfer sudah basah dan kaya uap air.
“Pertumbuhan awan konvektif lebih cepat. Awan Kumulus Kongestus dan Cumulonimbus bisa memicu puting beliung, hujan es, hujan lebat, dan angin kencang,” jelasnya.
Fenomena angin kencang juga bisa muncul akibat sistem tekanan rendah atau siklon di sekitar Banten. Massa udara tertarik masuk sehingga angin bertiup lebih kuat dari biasanya.
Puncak Hujan Awal 2026
Menurut Ana, intensitas hujan akan terus naik hingga Desember dan memuncak pada Januari–Februari 2026.
“Sebagian wilayah Lebak dan Pandeglang selatan berpotensi hujan di atas normal,” katanya.
Daerah-daerah itu perlu mewaspadai banjir dan longsor. Contohnya Patia di Pandeglang yang menjadi langganan banjir, serta Bayah dan kawasan Geopark di Lebak yang rawan longsor.
Daerah bantaran sungai juga harus waspada. Antara lain Mancak dan Ciruas di Serang, wilayah selatan Cilegon, hingga daerah Tangerang yang dialiri anak sungai Cisadane seperti Ci Manceuri. Sedimentasi dan dinding sungai yang belum diperkuat bronjong membuat wilayah itu mudah tergenang saat debit meningkat.
Waspada Puting Beliung
Ana menegaskan puting beliung tidak bisa diprediksi secara pasti. Fenomena ini berdurasi sangat singkat, biasanya hanya 3–5 menit.
“Tidak pernah terjadi di lokasi yang sama. Kami hanya bisa menyampaikan wilayah rawan cuaca ekstrem,” katanya.
Peringatan Sepekan ke Depan
BBMKG memprakirakan hujan meningkat hingga 19 November 2025, terutama di Pandeglang dan Lebak. Sementara angin kencang berpotensi terjadi di Serang, Cilegon, dan Tangerang bagian utara.
Gelombang tinggi di atas 2,5 meter juga berpotensi terjadi di Selat Sunda, perairan barat dan selatan Pandeglang, serta selatan Lebak. Ana mengimbau masyarakat dan pemda meningkatkan kewaspadaan.
“Banjir bukan hanya karena hujan, tapi juga akibat sedimentasi sungai, tanggul jebol, dan drainase yang tersumbat sampah,” tutupnya. (*)











