WALANTAKA, BANTENEKSPRES.CO.ID – Setelah sempat menjadi sorotan publik karena video kegiatan senam di lingkungan Puskesmas Walantaka viral di media sosial, Pemerintah Kota Serang melalui BKPSDM (Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia) turun langsung melakukan pembinaan kepada pimpinan dan pegawai puskesmas tersebut.
Video yang beredar memperlihatkan sejumlah pegawai mengikuti senam pagi di halaman puskesmas dengan suara musik keras, bertepatan dengan waktu pelayanan pasien. Kejadian itu menuai perhatian luas yang menyayangkan aktivitas tersebut karena dianggap berpotensi mengganggu kenyamanan warga yang datang berobat.
Menanggapi hal itu, Plt Kepala BKPSDM Kota Serang, Murni, mengatakan pembinaan dilakukan sebagai langkah evaluasi agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari. “Kami sudah berkoordinasi dan memberikan pembinaan langsung kepada pihak puskesmas. Kegiatan senam memang bagian dari program kesehatan, tapi pelaksanaannya harus diatur agar tidak mengganggu jam pelayanan,” ujar Murni saat ditemui usai pembinaan di Puskesmas Walantaka, Kamis 30 Oktober 2025.
Ia menegaskan, program senam yang dijalankan puskesmas tersebut merupakan bagian dari Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang wajib dilaksanakan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Namun, waktu pelaksanaan yang bertepatan dengan jam operasional dianggap perlu dikoreksi.
“Kami sarankan kegiatan itu dilakukan di luar jam pelayanan. Program Prolanis ini penting, tapi harus disesuaikan agar tidak mengganggu tugas utama pegawai, yakni melayani masyarakat,” tambahnya.
Lebih lanjut, Murni juga mengingatkan agar puskesmas memanfaatkan media sosial sebagai sarana edukasi kesehatan yang efektif. “Edukasi tidak selalu harus dilakukan tatap muka. Melalui media sosial pun bisa menjadi cara untuk menjangkau masyarakat lebih luas,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala UPTD Puskesmas Walantaka, Nuramang, membenarkan bahwa kegiatan yang viral tersebut merupakan bagian dari agenda rutin Prolanis yang telah berjalan selama tujuh tahun. Ia mengakui, ada keterlambatan teknis yang membuat senam berlangsung lebih siang dari biasanya.
“Biasanya dimulai pukul 06.30 pagi, tapi kemarin ada kendala pada sound system sehingga acaranya mundur dan bertepatan dengan jam pelayanan. Kami memahami jika ada masyarakat yang merasa terganggu,” kata Nuramang.
Ia menambahkan, pihaknya telah melakukan evaluasi dan berencana mengubah waktu serta lokasi kegiatan agar lebih tertib ke depan. “Program ini tidak bisa dihentikan karena manfaatnya besar bagi masyarakat penderita penyakit kronis. Namun, tentu pelaksanaannya harus diperbaiki,” ujarnya.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Serang, Teja Ratri, yang turut mendampingi pembinaan, menegaskan bahwa peristiwa ini menjadi pembelajaran penting untuk memperkuat sistem manajemen pelayanan kesehatan.
“Kritik dan masukan publik adalah bagian dari dinamika pelayanan. Justru hal ini menjadi dorongan agar mutu layanan di puskesmas semakin baik,” ujarnya.
Menurutnya, setiap puskesmas memiliki tim mutu yang bertugas menjaga kualitas pelayanan dan menindaklanjuti setiap keluhan dari pasien maupun masyarakat. “Ada mekanisme pengaduan yang berjalan, dan setiap masukan menjadi bahan perbaikan internal,” tandasnya. (*)











