RAJEG,BANTENEKSPRES.CO.ID – Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di sekolah (GPBLHS), menjadi tanggung jawab seluruh warga SMPN 2 Rajeg. Untuk itu, pihak sekolah melakukan sosialisasi kepada para guru untuk memberikan pemahaman kepada siswa agar bisa menerapkan program tersebut.
Dalam sosialisasi tersebut, seluruh guru untuk bisa terus mengingatkan kepada siswa menjalankan program GPBLHS di SMPN 2 Rajeg. Hal tersebut, agar siswa bisa bersama dan mempertahankan lingkungan hidup tetap sehat dan bersih. Karena, dengan prilaku tersebut bisa berdampak pada proses belajar mengajar di sekolah.
Kepala SMPN 2 Rajeg Timing Merawati mengatakan, dengan program GPBLHS di harapkan semuanya mempunyai rasa tanggungjawab yang tinggi. Karena, program tersebut mengelola bagaimana pola hidup sehat di lingkungan sekolah dan di luar sekolah. Maka itu, program tersebut menjadi sebuah tanggung jawab bersama dan bukan perorangan saja.
“Dengan sosialisasi tersebut, dilakukan untuk bisa bersama-sama mempunyai tanggungjawab dan juga bisa menerapkan pola hidup yang sehat. Jika itu di jalankan dengan benar, maka itu bisa otomatis akan sadar dan tidak melakukan tahapan terpaksa,”ujarnya kepada Bantenekspres.co.id, Rabu 29 Oktober 2025.
Timing menambahkan, bahwa ada berbagai cara dalam pola hidup sehat atau gaya hidup di lingkungan sekolah, diantaranya adalah menjaga lingkungan sekolah tetap bersih dan sehat, tidak membuang sampah sembarang, tidak menghasilkan sampah dari makanan atau bawaan saat di sekolah.
“Sebenarnya sangat mudah, maka itu guru harus bisa terus menyisipkan program tersebut kepada para siswa agar kesadaran mereka dilakukan dengan sendiri tanpa ada paksaan,”paparnya.
Ia menjelaskan, beberapa program tambahan juga harus dilakukan oleh semua warga sekolah, karena bukan hanya sekedar seremonial tetapi harus bisa dilakukan dengan sepenuh hati. Karena, program tersebut bisa berjalan dengan dukungan dan semangat bersama.
“Seperti bersama membersihkan lingkungan sekolah, itu salah satu program pendukung dari program pola hidup sehat. Makanya, adanya sosialisasi ini bisa terus berjalan dengan cara yang mudah dan tanpa ada paksaan,”tutupnya. (*)
Reporter: Randy Yastiawan











