RANGKASBITUNG, BANTENEKSPRES.CO.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak mengaku rutin memantau perkembangan harga dan pasokan daging ayam dan telur ayam yang meroket seiring bergulirnya program makan bergizi gratis (MBG).
Pasalnya, sejumlah warga dan pedagang akhir-akhir iniengekuhkan terkait harga bahan pokok stagnan diharga tertinggi. Sehingga, masyarakat menduga kenaikan bahan pokok ini tidak lepas dari program MBG yang menyedot bahan pokok setiap harinya.
“Kami masih belum bisa memastikan soal kenaikan harga daging ayam dan telur kaitannya dengan program MBG. Masih perlu dilakukan survei dan data pendukung sebagai pembuktiannya,” kata Yani, Kabid Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lebak, di Rangkasbitung, Selasa 28 Oktober 2025.
Berdasarkan pemantauan harga di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Lebak telur ayam bertahan pada harga Rp 31.000 – Rp 32.000 per kilogram, sedangkan daging ayam broiler berkisar Rp 35.000 – Rp 40.000 per kilogram.
“Harga diatas hasil pantauan hari Sanen tanggal 27 Oktober 2025,” ujar Yani.
Yani menerangkan, harusnya MBG tidak banyak berdampak signifikan pada kenaikan harga, karena program ini menurut informasi menggunakan sistem kontrak harga dan kebutuhannya relatif kecil dibandingkan produksi nasional.
“Upaya Pemerintah melalui TPID, salah satunya bekerjasama dengan BUMD Lebak niaga, dan dinas terkait melalui gerakan pangan murah yang kita lakukan hampir setiap minggu disejumlah titik,” ungkap Yani.
Itoh Masitoh, warga Rangkasbitung mengaku, hari ini dia membeli ayam potong di pasar Rangkasbotung Rp 40 ribu satu kilogram dan telur di harga Rp 32 ribu per kilogram
“Iya bahan pokok semenjak ada program MBG semua ada stabil dihargai teetinggi, engga tahu kenapa,” paparnya. (*)











