CIPUTAT,BANTENEKSPRES.CO.ID – Kawasan Bundaran Maruga Ciputat telah lama direncanakan untuk dilakukan penataan oleh Pemkot Tangsel. Namun, hingga saat ini belum juga bisa dilakukan lantaran berbagai hal yang dialami, salah satunya soal pembebasan lahan.
Pemkot Tangsel menargetkan pada 2027 pembebasan lahan penataan kawasan Bundaran Maruga Ciputat selesai dilaksanakan. Kemudian pada 2028 akan mulai dibangun kawasan tersebut.
Kepala Dinas Sumber Daya Air Bina Marga dan Bina Kontruksi (DSDABMBK) Kota Tangsel Robby Cahyadi mengatakan, saat ini pihaknya sedang melakukan pembahasan terkait pembebasan tanah.
“Sekarang sedang proses penetapan lokasi (Penlok) oleh Dinas Perumahan dan Permukiman, Pertanahan (Disperkimta) Kota Tangsel,” ujarnya kepada BANTENEKSPRES.CO.ID, Senin, 27 Oktober 2025.
Robby menambahkan, penlok merupakan izin resmi dari pemerintah untuk menetapkan lokasi pembangunan untuk kepentingan umum. Fungsinya juga sebagai izin untuk pengadaan tanah, perubahan penggunaan tanah dan peralihan hak atas tanah.
“Proses ini penting untuk memberikan kepastian hukum, mencegah spekulasi tanah, dan menjadi dasar pelaksanaan proyek-proyek pembangunan untuk kepentingan umum,” tambahnya.
Menurutnya, saat ini masih tahap sosialisasi rencana dan Penlok. “Yang menetapkan lokasi Perkim tapi, yang membebaskan DSDABMBK. Kemungkinan baru beres pembebasan lahan tahun depan, baru pembangunan dilakukan mulai 2027,” jelasnya
Robby menjelaskan, pihaknya saat ini juga sedang melakukan revisi bentuk desain patung anggrek yang akan dibangun ditengah-tengah bundaran Maruga. Pasalnya, bila mengikuti desain dan ukuran pemenang sayembara desain, patung anggrek dibangun dengan ukuran cukup tinggi dan bahan yang digunakan mahal.
“Kan hasil sayembara ada patung anggrek yang tingginya sekitar 14 meter. Kan itu biayanya cukup mahal. Gak berempatilah kita. Pembangunan patung tiba-tiba sekian miliar, nanti ramai lagi. Yang bagus patung itu bahan mirip perunggu,” tuturnya.
“Kalau tinggi 14 meter itu seperti patung Garuda Kencana di Bali dan nilainya bisa diatas Rp11 miliar. Makanya kita sedang cari ide, apa bahannya diganti tapi, tidak merubah landscape sayembara,” ungkapnya.
Selain soal patung, pihaknya juga membutuhkan biaya yang besar untuk pembebasan lahan. Pasalnya, harga lahan di kawasan tersebut per meter sekitar Rp10 juta.
“Nantinya selain ada patung anggrek akan ada jembatan penyebrangan orang (JPO) dari 4 arah. JPO adanya ditengah-tengah dan melayang,” tutupnya.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan mengatakan, kawasan Bundaran Maruga tahun ini rencananya ada pembebasan lahan meskipun belum selesai semua.
“Kemungkinan pembangunan kawasan Bundaran Maruga dimulai paling lama pada 2028,” ujarnya.
Pilar menambahkan, pembangunan kawasan Bundaran Maruga bukan proyek prioritas, sehingga pekerjaannya tidak terburu-buru. “Bundaran Maruga hanya landmark saja dan bukan proyek prioritas. Sehingga masih ada proyek yang lain yang harus lebih dulu duluan,” jelasnya. (*)











