Hari Santri 2025 Ajang Muhasabah Lingkungan Pondok Pesantren

Bangunan Pondok Pesantren Annuqtoh di bilangan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.

TANGERANG,BANTENEKSPRES.CO.ID – Momentum Hari Santri tahun 2025 ini menjadi ajang muhasabah atas peristiwa yang menimpa Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur. Bangunan Ponpes Al Khoziny roboh. Sebanyak 63 santri meninggal dunia dan puluhan lainnya luka berat. Peristiwa itu menjadi perhatian seluruh pihak serta menjadi pelajaran bagi pengurus ponpes khususnya di Kota Tangerang.

Ketua Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Kota Tangerang, KH Saiful Bahri, menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas kejadian tersebut.

Bacaan Lainnya

“Peristiwa robohnya bangunan Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo itu menjadi pelajaran berharga bagi seluruh pengurus pondok pesantren di Indonesia, khususnya di Kota Tangerang, agar lebih memperhatikan keamanan bangunan di lingkungan pesantren,” ungkap KH Saiful Bahri, Selasa, 21 Oktober 2025.

Menurut KH Saiful Bahri, secara umum bangunan pondok pesantren di Kota Tangerang saat ini sudah tergolong kokoh dan memenuhi standar konstruksi.

“Mayoritas bangunan pesantren di Kota Tangerang sudah permanen dan kokoh,” ujar KH Saiful Bahri

Meski demikian, FSPP tetap mengimbau seluruh pengurus pesantren untuk melakukan pengecekan rutin terhadap kondisi bangunan guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Terlebih pada kontruksi bangunan yang sudah lama.

“Kami sudah menyampaikan agar seluruh pengurus pesantren lebih waspada dan memastikan keamanan lingkungan, supaya kejadian serupa tidak terjadi di Kota Tangerang,” tegasnya.

FSPP berkomitmen untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah melalui instansi terkait guna memastikan keamanan serta kenyamanan kegiatan belajar-mengajar di lingkungan pesantren.

KH Saiful Bahri menuturkan, masa berduka atas peristiwa robohnya bangunan Musala Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo belum selesai, cobaan terhadap lingkungan pondok pesantren datang bertubi-tubi, yaitu perundungan dan fitnah pengurus pondok pesantren.

Pada momentum Hari Santri Tahun 2025, KH Syaiful Bahri mengajak seluruh santri dan elemen pesantren menjadikan rangkaian ujian ini sebagai bahan introspeksi diri.

“Musibah ini bukan sekadar duka. Ini peringatan agar kita bermuhasabah. Mengoreksi diri. Menata kembali akhlak, tata kelola, dan persatuan kita ke depan,” tegasnya.

Ia juga mengingatkan agar para santri berhati-hati terhadap upaya provokasi yang bisa mencederai nilai-nilai perjuangan dan akhlak pesantren. (*)

Pos terkait