LEGOK, BANTENEKSPRES.CO.ID – Program Open Defecation Free (ODF) di Desa Caringin, Kecamatan Legok, terus dimaksimalkan. Ini dilakukan untuk mewujudkan sanitasi layak bagi warga.
Hal ini diketahui saat, Pemerintah Desa (Pemdes) Caringin menggelar Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Desa 2026, yang digelar pada Kamis 16 Oktober 2025 di aula kantor desa setempat.
Dalam acara ini, hadir Kades Caringin Supriyadi, dan Camat Legok, HM Yusuf Fachroji yang memberikan pendampingan langsung kepada Pemdes Caringin dalam menentukan arah pembangunan 2026.
“Untuk program ODF ini, kami sudah membangun 10 titik pada tahun 2025,” kata Supriyadi, Kades Caringin, saat menjelaskan terkait program ODF di hadap warga.
Sebagai informasi, pernyataan Supriyadi ini menyusul adanya masukan dari bidan setempat terkait pentingnya mewujudkan sanitasi layak bagi warga Legok khususnya warga Caringin.
Supriyadi melanjutkan, sebetulnya kata dia, untuk program ODF ini sudah berlangsung dari beberapa tahun lalu. Kemudian, Pemerintah Desa Caringin, masih terus melakukan penyisiran untuk memastikan tidak ada lagi warga yang Buang Air Besar Sembarangan atau belum ODF.
“Sebetulnya untuk keseluruhan sudah ada 25-an, baik berasal dari Desa maupun dari perkim,” terangnya.
Mneurut Supriyadi, warga yang mendapatkan bantuan septic tank dalam bantuan ODF ini adalah yang mengusulkan melalui RT dan RW.
“Selain itu, juga hasil kita blusukan ke kampung-kampung untuk memastikan tidak ada lagi yang Buang BAB sembarangan,” jelasnya.
Dukungan Kecamatan Legok
Di tempat yang sama, Camat Legok, Yusuf Fachroji menambahkan, dalam program ODF ini pihak kecamatan terus mendorong pemerintah desa untuk melakukan pendataan dengan baik. Sehingga, bisa terdeteksi mana kala masih ada warga yang buang air besar sembarangan.
“Sebetulnya sudah tidak banyak, hanya beberapa saja. Dan, ini terus kita kikis,” terang Yusuf.
Mengenai penyebab masih ada warga yang belum bebas ODF, Yusuf menjelaskan karena persoalan tradisi dan budaya warga setempat. Dalam hal ini, warga terdahulu terbiasa membuat WC yang buangan limbahnya tersambung langsung ke empang atau kolam ikan.
“Penyebabnya karena mainset. Jadi, masih ada yang melakukan itu,” kata pejabat yang merupakan lulusan IPDN ini.
Jadi, lanjut Yusuf warga yang belum bebas ODF ini bukan hanya karena tidak mampu membangun sanitasi. Tapi, karena pemahaman tentang kesehatan yang kurang. Sehingga, upaya yang kecamatan lakukan tidak hanya membangun prasarananya melainkan juga membangun mainsetnya.
“Kita juga sampaikan bahwa ODF ini manfaatnya untuk memberikan lingkungan hunian yang sehat dan nyaman,” terang mantan Camat Cisauk ini. (*)











