SERANG, BANTENEKSPRES.CO.ID — Pemerintah Kota (Pemkot) Serang menghadapi tantangan berat setelah Dana Alokasi Umum (DAU) tahun 2026 dari pemerintah pusat dipastikan turun sebesar Rp186 miliar. Kondisi ini memaksa Pemkot untuk mencari langkah strategis agar keuangan daerah tetap stabil.
Wali Kota Serang, Budi Rustandi, mengatakan bahwa pemotongan DAU tersebut menjadi beban tersendiri bagi daerah. Oleh karena itu, pihaknya akan terus berusaha memaksimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai salah satu sumber pembiayaan program pemerintah.
“Kan kita sudah naikin. PAD kita kemarin Rp300 miliar, sekarang naik jadi Rp500 miliar kurang sedikit. Tapi kan itu naik, sana (DAU -red) turun, ya sama saja,” ujar Budi, Minggu 5 Oktober 2025.
Budi menjelaskan, meskipun PAD mengalami peningkatan signifikan hingga mendekati Rp500 miliar, pengurangan DAU membuat ruang fiskal pemerintah daerah menjadi lebih sempit. Akibatnya, sejumlah program yang sudah dianggarkan sebelumnya harus kembali dievaluasi.
“Kenaikannya sudah signifikan, sudah mentok nih. Cuma di sananya (DAU) turun, kan. Kemarin kita sebelum ada pengumuman turun itu sudah anggarkan ini, anggarkan itu, jadi sekarang harus diubah lagi,” ujarnya.
Ia menegaskan, Pemkot akan memaksimalkan kerja sama antarperangkat daerah untuk menggali potensi baru. Upaya kolektif itu diperlukan agar peningkatan PAD bisa menutupi pengurangan transfer dari pusat.
“Satgas PAD-nya justru lebih dimaksimalkan lagi. Makanya kita perlu bekerja sama karena enggak bisa kerja sendirian. Saya sebagai Wali Kota harus sama-sama bekerja, mereka juga,” kata Budi.
Dirinya optimistis Pemkot Serang dapat menjaga stabilitas fiskal dan tetap menjalankan program prioritas di tengah pengetatan anggaran. Ia juga menegaskan, tahun 2026 akan menjadi momentum penting bagi daerah untuk memperkuat kemandirian keuangan. (*)