SERANG, BANTENEKSPRES.CO.ID – Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi 100 siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi Kota Serang resmi dimulai. Kegiatan ini menjadi tahap awal bagi para siswa SD dan SMP yang baru masuk untuk beradaptasi dengan sistem sekolah berasrama. Seluruh kegiatan sekolah rakyat ini dipusatkan di gedung Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI) Serang.
Wakil Wali Kota Serang, Nur Agis Aulia, menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendukung anak-anak agar betah tinggal di asrama. “Yang paling penting itu semangat dan dukungan dari orang tuanya. Karena ada transisi, biasanya tidur sama orang tua, sekarang tidur sama teman baru. Jadi kerja sama orang tua dan guru itu penting supaya adaptasi anak berjalan lancar,” katanya usai membuka MPLS, Selasa 30 September 2025.
Ia berharap keberadaan Sekolah Rakyat bisa menjadi jalan lahirnya generasi pemimpin dari kalangan menengah ke bawah. “Sekarang mereka sudah punya akses pendidikan yang berkualitas di sekolah rakyat ini,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi masalah kesehatan, pihak sekolah bekerja sama dengan Puskesmas. “Guru dan kepala sekolah ikut memantau. Kalau ada siswa sakit, sudah ada antisipasi, termasuk cek kesehatan gratis rutin,” jelas Nur Agis.
Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Serang, Muhammad Ibra Gholibi, menjelaskan MPLS berlangsung selama dua minggu dengan beragam kegiatan. “Mulai dari bangun pagi, olahraga, sarapan, sampai pendidikan dasar. Nanti juga dibantu Koramil untuk meningkatkan kedisiplinan,” ucapnya.
Ia menambahkan, setiap siswa didampingi wali asuh dan wali asrama. “Satu wali asuh mendampingi 10 siswa. Mereka yang mengawal adaptasi anak, termasuk memastikan tidak ada bullying,” katanya.
Para siswa yang diterima berasal dari keluarga miskin ekstrem di enam kecamatan di Kota Serang. Dari 100 siswa, 50 mengisi kuota SD dan 50 di SMP. Untuk jenjang SD, mayoritas siswa berada di kelas 3 dan 4, sedangkan SMP didominasi kelas 7 dan 8.
Soal waktu libur, anak-anak tetap berada di asrama pada Sabtu-Minggu. Namun, mereka diberi kesempatan dijenguk atau dijemput orang tua setiap dua minggu sekali. “Ada kesepahaman dengan orang tua, tapi kalau memang anak tidak betah, ya tidak masalah. Bisa digantikan dengan siswa lain di tahun ajaran yang sama,” ungkap Ibra.
Dengan dibukanya MPLS ini, Sekolah Rakyat Kota Serang yang berlokasi di gedung BBLKI resmi menjalankan tahun ajaran perdananya. Pemerintah berharap program ini mampu menjawab persoalan putus sekolah dan keterbatasan akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu. (*)
Reporter: Aldi Alpian Indra