SERPONGUTARA,BANTENEKSPRES.CO.ID – Di Kota Tangsel sejumlah harga komoditas bahan pangan pokok mengalami kenaikan. Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan seperti beras, telur, daging, cabai dan gula pasir.
Hal tersebut dikatakan Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie kepada BANTENEKSPRES.CO.ID seusai rapat koordinasi (high level meeting) tim pengendali inflasi daerah (TPID) Triwulan III 2025 di Nite & Day Hotel di Kelurahan Pakulonan, Kecamatan Serpong Utara, Selasa, 30 September 2025.
Menurut Benyamin, ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap inflasi harga-harga komoditi tertentu. “Ya dari sekian banyak komoditas kita hanya 3 sampai 5 komoditas yang berpengaruh terhadap inflasi, seperti cabai, daging, telur, ayam dan beras,” ujarnya, Selasa, 30 September 2025.
Pria yang biasa disapa Pak Ben tersebut menambahkan, hal tersebut menunjukan stabilitas antara stok pangan dengan permintaan warga cukup seimbang dan tidak mengkhawatirkan.
“Harga naik karena permintaan naik. Secara psikologi warga kemaren Maulid Nabi semua akan masak semua, sehingga permintahan bahan naik dan insya allah sekarang stok masih terjaga. Karena, permintaan naik sehingga harga ikut naik,” tambahnya.
Menurutnya, naiknya komoditas tersebut tidak tinggi dan sekarang relatif masih ada kenaikan 2-3 persen dan kemarin sempat naik 5-7 persen. “Kenaikan paling tinggi ini komoditas cabai, siapa yang tidak suka pedas. Ditambah lagi daerah lain produksi cabai mengkin sekarang masuk musim hujan,” jelasnya.
Mantan Wakil Wali Kota Tangsel tersebut mengungkapkan, sampai akhir tahun diprediksi sejumlah komoditi juga akan mengalami kenaikan harga dan ditambah musim hujan juga. “Sehingga kerjasama antar daerah pensuplai komoditas diperlukan, baik dengan Subang Jawa Barat, Pasar Induk Kramat Jati Jakarta terus ditingkatkan,” tuturnya.
Pak Ben mengaku, pihaknya menyadari bahwa tugas TPID adalah tugas yang krusial. Inflasi yang stabil dan terkendali bukan hanya sekadar angka statistik, namun merupakan fondasi
utama dalam menjaga daya beli masyarakat dan angka berkesinambungan.
Mantan birokrat Pemkab Tangerang tersebut menuturkan, fluktuasi harga komoditas pangan, terutama volatile food, kerap menjadi pendorong utama inflasi. Tantangan tersebut menuntut kita untuk memperkuat sinergi dan merumuskan langkah-langkah strategis yang lebih inovatif, responsif dan tepat sasaran.
Dalam rangka memastikan menjawab
tantangan struktural terkait ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi bahan pangan, Pemkot Tangsel mengambil langkah strategis, yaitu dengan mengarahkan kebijakan pada pembentukan dan pengelolaan pusat logistik pangan daerah.
“Pusat logistik pangan ini kita
harapkan dapat menjadi solusi rantai pasok, menjadi lebih pendek dan efisien serta memfasilitasi kerjasama antar daerah (KAD) dan kemitraan
strategis dengan BUMN atau BUMD seperti bulog dan private sektor lainnya,” tuturnya.
Langkah tersebut sejalan dengan prinsip 4K dalam pengendalian inflasi, yakni ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif.
“Dengan terbangunnya pusat logistik pangan, kita tidak hanya menstabilkan harga tapi, juga secara langsung mendorong pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanian dan perdagangan
lokal,” tutupnya.
Sementara itu, Kelala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Tangsel Abdul Aziz mengatakan, kenaikan harga bahan pokok di wilayahnya tidak besar, misalnya bawang naik antara Rp1.000 atau Rp2.000 per kg baik bawang putih maupun merah.
“Komoditas beras premium pada 29 Juli harganya Rp18.200, lalu 29 Agustus harganya Rp18.850 dan sampai hari ini Rp18.200 dan ini malah turun. Juga dengan beras medium pada 12 September harganya Rp12.950 dan sekarng jadi Rp12.200 dan ini juga turun,” ujarnya.
Aziz menambahkan, dari komoditas tersebut sebagian besar tidak mengalami kenaikan yang signifikan, contohnya gula pasir dari harga eceren tertinggi (HET) Rp17.900 dan 2 bulan lalu harganya Rp18.200 dan ini hanya naik Rp300. Saat ini harganya Rp18.250 dan hanya naik Rp50
“Tepung terigu 2 bulan lalu harganya Rp12.100 dan hari ini jadi Rp12.250. Cabai keriting 2 bulan lalu harganya Rp45.500 dan pada 1 bulan lalu turun jadi Rp39.450 namun, minggu lalu sempat naik tinggi menjadi Rp64.600 dan hari ini Rp64.300.
Untuk kondisi ini masih dibilang stabil,” tuturnya.
“Setiap hari fluktuasi tetap naik turun dan selama masih kondisi stabil tidak ada masalah. Yang penting distribusi dan ketersediaan pangan itu masih terjaga,” tutupnya. (*)
Reporter: Tri Budi