Dari TPA, TK hingga Pengajian, Masjid Al-Muhajirin Jadi Pusat Kemaslahatan Umat di Cipondoh

Sekretariat Yayasan Al-Muhajirin Cipondoh, Kota Tangerang. Foto Ahmad Syihabudin/Bantenekpres.co.id

CIPONDOH,BANTENEKSPRES.CO.ID – Masjid Al-Muhajirin berlokasi di kawasan Perumahan Buana Permai, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, Banten terus menjadi ruang kebersamaan bagi warga. Guyub bersama menjaga lingkungan dengan beragam kegiatan positif demi menciptakan kemaslahatan umat. Manfaat dari masyarakat untuk masyarakat.

Melalui yayasan yang menaungi masjid, kegiatan sosial, pendidikan, hingga pembinaan generasi muda berjalan aktif.

Bacaan Lainnya

Namun, munculnya isu miring terkait klaim penguasaan aset masjid langsung dibantah para tokoh masyarakat dan pengurus.

Ketua RW 09 Cipondoh, Mulyo Wibowo, menegaskan yayasan hadir murni sebagai sarana kegiatan sosial dan pendidikan masyarakat. Menurutnya, tidak benar jika yayasan disebut memiliki aset masjid, apalagi dikatakan milik perorangan.

“Faktanya tanah 1.500 meter persegi itu fasus fasum milik pemerintah, dan kami hanya diamanahkan untuk mengurus demi kepentingan masyarakat. Tidak ada niat sedikit pun yayasan untuk menguasai aset yang ada. Justru tujuan yayasan ini menyediakan sarana dasar bagi anak-anak, seperti TPA dan TK, yang dibangun atas swadaya masyarakat sejak komplek ini berdiri tahun 1988,” jelasnya kepada BANTENESKPRES.CO.ID Senin, 29 September 2025.

Hal senada disampaikan Supardi, pengurus TPA dan TK. Ia menuturkan, hingga saat ini ada 65 anak yang belajar di TPA dan 22 anak di TK dengan tenaga pendidik enam orang ditambah satu petugas kebersihan. Mereka semua merupakan warga sekitar.

“Nama saya ikut disebut dalam pemberitaan. Saya tegaskan, tidak ada niat ingin menguasai. Bagaimana mungkin kami mau menguasai, bagaimana caranya?Semua ini murni dari umat untuk umat. Alhamdulillah, keberadaannya membawa berkah, lingkungan damai, dan banyak generasi sukses lahir dari sini,” tegasnya.

Ditambahkan tokoh masyarakat, Soemitro, yang menyayangkan isu itu berkembang. Ia menilai justru para pengurus telah banyak berjuang untuk kepentingan umat.

“Setiap tiga tahun sekali, pengurus DKM dipilih secara demokratis oleh jamaah. Jadi tidak ada yang menguasai. Saya sendiri 13 tahun menjadi sekretaris DKM dan tahu betul bahwa tidak ada masalah dengan keuangan maupun laporan. Yayasan ini didirikan demi mendukung kegiatan positif. Kalau ada perbedaan pendapat itu wajar, tapi jangan sampai merusak keguyuban warga,” ungkapnya.

Mantan Ketua DKM, Mahfudin, yang menjabat periode 2021–2023, juga menegaskan bahwa masjid selama ini menjadi pusat kegiatan positif.

“Kami rutin menggelar pengajian, peringatan hari besar Islam, hingga gotong royong warga. Bahkan subuh ada kajian, Jumat malam pengajian, ibu-ibu juga aktif. Jadi kalau ada pemberitaan seolah-olah pengurus ingin menguasai masjid, saya sangat menyayangkan. Justru selama ini semua berjalan guyub dan penuh kekeluargaan,” katanya.

Sementara itu, Asep Setiawan, warga komplek yang bukan bagian dari pengurus, menilai keberadaan yayasan selama ini tidak pernah menimbulkan masalah.

“Sejauh yang saya lihat, yayasan ini tidak ada unsur komersial. Justru jadi wadah untuk anak-anak belajar agama. Kalau tiba-tiba ada yang meramaikan isu, menurut saya tidak ada masalah nyata di lapangan, karena semua kegiatan selalu melibatkan masyarakat,” ujarnya.

Dengan kekompakan warga, Masjid Al-Muhajirin Cipondoh tetap menjadi pusat kebersamaan dan persaudaraan. Pengurus dan tokoh masyarakat berharap seluruh jamaah bisa terus menjaga kerukunan demi memakmurkan masjid bersama.(*)

Pos terkait