SERPONG,BANTENEKSPRES.ID – Siswa SMKN 8 Kota Tangsel mengaku tidak nyaman harus belajar di lantai. Hal tersebut lantaran ruang kelas tidak dilengkapi dengan mebeler, baik kursi maupun meja untuk belajar.
Diketahui, ratusan siswa SMKN 8 Kota Tangsel yang berada di Jalan H. Jamat Gang Rais, Kelurahan Buaran, Kecamatan Serpong belajar di lantai. Kondisi tersebut, terjadi sejak dua tahun lalu, yakni mulai 2023.
Banten Ekspres mendatangi SMKN 8 Kota Tangsel dan berbincang dengan sejumlah siswa terkait belajar di lantai di sekolah tersebut. Namun, beberapa siswa yang Banten Ekspres temui tidak mau diajak berbicara dan terkesan bungkam terkait permasalahan yang terjadi di sekolah tersebut.
Kejora, siswi kelas 10 SMKN 8 Kota Tangsel mengatakan, siswa yang belajar di lantai adalah kelas 10 dan termasuk dirinya. “Kelas 10 yang belajar duduk di lantai,” ujarnya kepada BANTENEKSPRES.CO.ID, Selasa, 29 Juli 2025.
Kejora mengaku, dirinya dan teman-temannya mengaku tidak nyaman karena harus berlajar di lantai. Ia mengaku cepat lelah lantaran harus belajar duduk di lantai dengan kondisi membungkuk. “Belajar di lantai cepat capek, apalagi kalau membungkuk,” tambahnya.
Dirinya berharap, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten segera melengkapi ruang kelas dengan mebeler agar proses belajar mengajar jadi lebih nyaman. “Ini harapan saya dan teman-teman supaya kursi dan meja segera dilengkapi,” harapnya.
Sementara itu, warga yang tak jauh dari SMKN 8 Kota Tangsel Boim mengatakan, sekolah tersebut mulai beroperasi sejak tahun ajaran 2023. “Sekolah ini beroperasi sejak tahun ajaran 2023-2024,” ujarnya.
Boim menambahkan, saat ini SMKN 8 Kota Tangsel memiliki tiga angkatan dan belum ada siswa atau siswi yang lulus. “Kelas 12 infonya sedang praktek kerja lapangan (PKL). Sekolah ini baru ada 3 angkatan dan belum ada yang lulus,” tambahnya.
Menurutnya, meskipun rumahnya tidak jauh dari SMKN 8 Kota Tangsel namun, dirinya mengaku belum pernah masuk ke ruang kelas sekolah tersebut. “Sampai sekarang saya belum pernah masuk ke kelas dan saya tidak tahu permasalahan soal siswa belajar di lantai,” jelasnya.
Boim mengaku, bila hal tersebut benar terjadi maka dirinya berharap pihak sekolah maupun dinas segera melengkapi mebeler yang dibutuhkan. “Kasian adik-adik kalau harus belajar di lantai. Gemana mau fokus belajar kalau tidak ada kursi dan mejanya,” tuturnya. (*)
Reporter: Tri Budi