Gunakan Barang Bekas Untuk Praktek Belajar, Solusi Meningkatkan Kreativitas Siswa

Siswa SMPN 2 Solear, saat melakukan praktek belajar di halaman sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas belajar dan juga memanfaatkan barang bekas menjadi barang layak pakai. Randy/Bantenekspres.co.id

SOLEAR,BANTENEKSPRES.CO.ID – Pemanfaatan barang bekas untuk belajar sangat bagus dan Kreatif, hal tersebut dilakukan oleh SMPN 2 Solear, Kecamatan Solear, yang menggunakan barang bekas menjadi sebuah alat praktek para siswa yang hasilnya mempunyai nilai jual dan bisa digunakan.

Setiap kegiatan praktek, para siswa selalu menggunakan barang bekas untuk pembelajaran praktek. Selain mudah di dapat, barang bekas yang di gunakan siswa bisa digunakan untuk hiasan ataupun untuk hal lainnya. Karena, memang tujuan praktek untuk menambah wawasan siswa serta juga meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar.

Bacaan Lainnya

Kepala SMPN 2 Solear Asep Sarip Hidayat mengatakan, bahwa dalam praktek belajar, siswa di minta untuk kreatif dan juga aktif. Maka itu, penggunaan barang bekas menjadi salah satu upaya meningkatkan semangat, kreativitas, dan juga mandiri. Bahkan, dengan menggunakan barang bekas tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk praktek belajar.

“Sengaja kita gunakan barang bekas, kita ingin siswa bisa aktif, kreatif dan mandiri. Dengan barang bekas, siswa bisa mempunyai ide untuk merubah barang bekas menjadi barang yang bisa digunakan kembali,”ujarnya kepada Banteneskpres.co.id, Selasa 22 Juli 2025.

Asep menambahkan, para siswa juga sangat antusias saat mengikuti belajar praktek, karena memang setiap pembelanjaan materi para guru langsung menyiapkan pembelajaran praktek. Agar, siswa bisa lebih aktif dan juga bisa mengeluarkan ide mereka di mata pelajaran praktek.

“Para guru hanya memberikan tema atau judul dalam praktek belajar, siswa tinggal mencari bahan untuk praktek. Bahkan, di lingkungan sekolah banyak ditemukan barang bekas yang bisa siswa gunakan. Apalagi, dengan menggunakan barang bekas bisa lbih hemat dan orangtua tidak terlalu pusing untuk mengeluarkan biaya membeli bahan untuk praktek,”paparnya.

Ia menjelaskan, praktek belajar dilakukan sejak kelas 7 sampai dengan kelas 9, para siswa selalu semangat dan kompak saat mereka melakukan kegiatan praktek kelompok. Hal tersebut, menjadi sebuah pemandangan indah karena semua siswa terlihat aktif dengan cara mereka dalam mengikuti kegiatan praktek.

“Saya sering melihat dari dekat, para siswa ini mempunyai ide dan kreativitas yang tinggi. Barang bekas mereka bisa gunakan sebagai barang yang memiliki nilai jual ataupun manfaat lainnya. Dan saya bangga, karena siswa saya sangat kreatif dalam mengikuti kegiatan praktek,”tutupnya. (*)

Reporter: Randy Yastiawan

Pos terkait