LEGOK,BANTENEKSPRES.CO.ID – Penerapan Deep Learning di tahun ajaran baru masih belum sepenuhnya dilakukan oleh SDN Ciangir I, Kecamatan Legok, hal tersebut karena masih belum bisa menerapkan Deep Learning karena beberapa hal yang belum bisa di jalankan.
Kurikulum merdeka saja, sampai saat ini masih setengah di jalankan. Hal tersebut, karena ada beberapa element yang belum bisa digunakan di SDN Ciangir I. Salah satunya, pemanfaatan digital belajar masih belum sepenuhnya karena terbatasnya sarana dan prasarana untuk melakukan kurikulum merdeka.
Kepala SDN Ciangir I Didy Hidayatullah mengatakan, bahwa penerapan deep learning masih belum sepenuhnya bisa di jalankan, hal tersebut masih mengacu pada proses penerapan kurikulum merdeka yang saat ini digunakan tetapi tidak semua point dilakukan dalam proses pembelajaran.
“Kurikulum merdeka kita belum semuanya di terapkan, karena Sumber Daya Manusia (SDM) kita terbatas. Guru di tuntut untuk bisa semuanya dalam kurikulum merdeka, bahkan siswa di tuntut untuk bisa belajar mandiri. Saya rasa, jika seperti itu siswa SD akan kehilangan arah dalam dunia pendidikan,”ujarnya kepada Bantenekspres.co.id, Selasa 22 Juli 2025.
Didy menambahkan, dalam kurikulum merdeka guru bukan hanya mengajar saja, tetapi ada berbagai macam tugas yang harus dilakukan. Sedangkan, guru berstatus PNS masih kurang dan penerapan kurikulum merdeka dan juga deep learning masih dalam proses dan tidak sepenuhnya di terapkan.
“Saat ini, kita hanya bisa menggunakan kurikulum merdeka yang mudah kita gunakan dan mudah juga di terima oleh siswa. Jika di paksakan, maka proses belajar akan terganggu dan juga siswa tidak biasa menerima materi pembelajaran,”paparnya.
Ia menjelaskan, terkait deep learning sebelumnya sudah ada sosialisasi dari kementerian pendidikan, tetapi memang deep learning hanya penambahan dari kurikulum merdeka saja. Ada empat point dalam penerapan deep learning diantaranya, praktik pedagogis, kemitraan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pemanfaatan digital.
“Ada beberapa point yang kita ambil, tetapi kita kolaborasikan dengan fakta di sekolah. Karena siswa SD harus penuh perhatian dalam belajar, kita lepas atau menerapkan belajar mandiri maka siswa tidak akan punya arahan dalam belajar. Sebenarnya mudah saja, tetapi jika di terapkan di SD mungkin butuh waktu panjang,”tutupnya. (*)
Reporter: Randy Yastiawan