TANGERANG,BANTENEKSPRES CO.ID – Kondisi ekonomi secara global maupun nasional sedang tidak baik, termasuk di Kota Tangerang. Dengan kondisi terkini terjadinya tren menurunnya pendapatan hampir di seluruh daerah di Indonesia, untuk memastikan ketersedian sumber pendanaan belanja daerah pada Perubahan APBD tahun anggaran 2025, direntang sisa waktu, hendaknya Pemkot Tangerang harus mencermati, melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak-retribusi daerah. Kemudian melakukan langkah cepat dan terukur dengan mengerahkan dan mengoptimalkan segenap potensi sumber daya yang dimiliki demi pencapaian target pendapatan daerah.
“Ini dinamika yang sudah diprediksi sebelumnya secara global nah kita terdampak secara program kegiatan,” ungkap Wakil Ketua DPRD Kota Tangerang, Arief Wibowo, Senin, 21 Juli 2025.
Dalam pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029, belum lama ini, politisi dari Fraksi PKS ini sempat menyampaikan, bahwa kondisi ekonomi saat ini sedang tidak baik, oleh karenanya saluran RPJMD lebih difokuskan untuk mengcover risiko-risiko dinamika global dan nasional yang terjadinya.
Terlebih, adanya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025, kebijakan presiden tersebut sebagai warning
“Faktanya memang terjadi, dampaknya capaian pendapatan daerah menurun. Instruksi Presiden terkait efisiensi adalah warning, cara pandangnya lebih awal kaitan dengan kondisi ekonomi saat ini. Jadi perlu dilakukan penyesuaian dengan cara kita bekerja,” ujar Arief.
Dengan kondisi ekonomi saat ini, kata Arief, terdapat beberapa usulan yang perlu diambil disikapi dengan konkret oleh Pemkot Tangerang, diantaranya, pembangunan kawasan ekonomi baru, perumusan master plan wisata unggulan di Kota Tangerang untuk bisa memastikan bahwa potensi wisata di Kota Tangerang dapat membuka potensi pendapatan daerah dari bidang pariwisata. Selain itu, Upaya pengambilalihan sepenuhnya pendapatan retribusi dari terminal 3 Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta. Ketiga pos tersebut dinilai sangat berpotensi mendongkrak pendapatan daerah.
“Apalagi Terminal 3, ini kita masih separo-separi dengan kabupaten, itu juga ada masukan apakah mungkin bisa kita ambil sepenuhnya, kita harapkan seperti itu,” papar Arief
“Bandara Soekarno Hatta sudah kita upayakan sepenuhnya untuk Kota Tangerang saja. Karena melihat secara lokasinya lebih dekat dengan Kota Tangerang, tapi kan itu butuh yudisial review,” sambungnya.
Selain itu juga, pihaknya mendorong Pemkot Tangerang dapat berkolaborasi dengan DKI Jakarta terkait rencana pembangunan rumah sakit Internasional terbesar se Asia Tenggara. “Saya sih berharap ada rumusan lebih konkret terkait pembagian dalam bidang ekonominya dengan kota Tangerang. Sehingga kita tidak hanya melihat orang lalu lalang ke rumah sakit tapi kita ingin Kota Tangerang juga mendapatkan porsi pendapatan secara ekonomi yang dapat kita manfaatkan,” tandas Arief.
Dia menambahkan, pada semester pertama yang merupakan masa transisi dari Penjabat Wali Kota Tangerang kepada Wali Kota definitif, serapan anggaran sudah mencapai 46,2 persen. Dia menilai seroqqnbangfaran tersebut sangat rasional berbanding lurus dengan program kegiatan Pemkot Tangerang.
“Semester pertama ini saya sebut saja masa transisi dari Pj ke Wali Kota definitif hasil pilkada 2024 lalu. Sebab anggaran sudah diketok lebih dulu sebelum Sachrudin -Maryono dilantik. Di semester pertama ini serapan anggaran sudah mencapai 46,2 persen, artinya menurut saya juga tidak terlalu buruk ya, karena ini sudah pertengahan tahun.saya kira rasional berbanding lurus dengan program pemerintah daerah,” imbuhnya.
Namun demikian, kata Arief, DPRD serapan anggaran tersebut tetap perlu dilakukan evaluasi terkait dampak dari implementasinya “Ini yang perlu kita kaji dan evaluasi, apakah sudah sejalan dengan target capaian kinerja yang direncanakan sebelumnya,” pungkasnya.
Sebelumnya, Badan Anggaran DPRD Kota Tangerang memproyeksikan pendapatan daerah perubahan APBD Kota Tangerang Tahun 2025 mengalami penurunan sebesar Rp6 miliar lebih. Hal itu disampaikan Andri S Permana selaku Juru bicara Badan Anggaran dalam rapat paripurna tentang Pengambilan Keputusan Perubahan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Perubahan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun Anggaran 2025, belum lama ini.
Pendapatan daerah Perubahan APBD Kota Tangerang Tahun
Anggaran 2025 diproyeksikan sebesar Rp5.425.529.414.192 dibandingkan APBD murni Tahun Anggaran 2025 sebesar Rp5.492.159.168.842, “Artinya pendapatan daerah mengalami penurunan sebesar Rp66.629.754.650 atau turun 1,21 persen.(*)