CIPUTAT, BANTENEKSPRES.CO.ID – Walikota Tangsel Benyamin Davnie memimpin apel Hari Kesadaran Nasional tingkat Kota Tangsel, Kamis, 19 Juli 2025 pagi.
Apel yang dilaksanakan di Halaman Balai Kota tersebut dihadiri Sekda Bambang Noertjahjo, para Asda, kepala OPD dan pegawai dilingkup Pemkot Tangsel. Dalam apel tersebut dilaksanakan penandatangan pakta integritas yang diwakili oleh Asda 2 Heru Agus Santosa dan Asda 3 Mukodas.
Saat sambuatan, Walikota Tangsel Benyamin Davnie dibuat kesal dan marah lantaran banyak pegawai di lingkup Pemkot Tangsel tidak mengikuti apel hari kesadaran. Bagi pegawai yang tidak ikut apel disanksi untuk memberikan uang Rp5 ribu dan bila sudah terkumpul akan diberikan ke Baznas Kota Tangsel dan nantinya akan salurkan kepada yang membutuhkan.
“Kepada BKPSDM bagi pegawai yang tidak ikut apel pagi hari ini diabsen, siang nanti per OPD siapa yang tidak hadir sudah ada di meja saya. Per nama, lalu saya denda yang tidak hadir 1 orang Rp5 ribu dan nanti uangnya diberikan ke Baznas Tangsel,” ujarnya, Kamis, 17 Juli 2025.
Pria yang biasa disapa Pak Ben tersebut menambahkan, bagi yang tidak mau didenda diharap menghadap kepadanya. Dan bagi yang tidak iklas memberi Rp5 ribu ke Baznas untuk zakat, infak dan sedekah juga diharap bilang kepadanya.
“Pegawai yang tidak ikut apel kesadaran didenda, kecuali yang memang pagi hari ini ditugaskan untuk rapat diluat kota atau diluar kantor. Tidak ada alasan macet dan lainnya. Pokoknya yang tidak ikut apel kesadaran didenda Rp5 ribu. Kalau Rp5 ribu kurang mengena silahkan tingkatkan lagi jumlahnya tapi, uangnya disumbangkan ke Baznas untuk disalurkan ke yatim piatu, duafa dan lainnya,” jelasnya.
Menurutnya, apalagi bagi PPPK yang tidak hadir dan belum lama ini mereka telah diperjuangkan untuk diangkat statusnya. Seharusnya PPPK yang baru dilantik harus mengikuti apel kesadaran, pasalnya waktu dilantik PPPK sekitar 6.000 hadir.
“Saya hanya minta kalian meningkatkan disiplin dan kinerja saja, ini apel kesadaran kalau tidak sadar untuk datang mau ngapain. Jangan kerja seenak-enaknya, ini lembaga, ini pemerintah. Saya minta pertimbangan kepada Inspektorat bagi yang tidak hadir sanksi apa lagi yang saya berikan bagi pegawai yang tida hadir pagi ini,” terangnya.
Mantan Birokrat Pemkab Tangerang tersebut mengatakan, target kepemimpinannnya adalah mewujudkan Tangsel yang unggul, inovatif, inklusif, menuju kota lestari. Semua pegawai harus memahami visi tersebut dan itulah yang ingin dicapai pada 2030 yang akan datang ketika masa jabatannya berakhir.
Sehingga dirinya perlu pegawai yang punya dedikasi, punya pengabdian dan dirinya sebagai representasi negara. “Saat ini kita sudah masuk triwulan ketiga, saya ingin perhatikan serapan anggara bagi semua OPD untuk diperhatian kegiatan apa yang harus dilaksanakan pada triwulan ketiga ini dan harus dilaksanakan dan tuntas,” terangnya.
Pak Ben minta kepada kepala OPD jangan ragu kalau ada anak buahnya yang tidak disiplin, tidak mematuhi aturan-aturan silahkan dikeluarkan saja. “Saya tidak perlu pegawai yang aneh-aneh, dan saya tidak minta yang aneh-aneh dan hanya minta kalian tingkatkan kinerja dan pedomani aturan,” tuturnya.
Mantan Wakil Wali Kota Tangsel tersebut menuturkan, untuk mewujudkan Tangsel unggul maka semua memiliki kewajiban untuk mewujudkannya, dimulai dari displin, baik disiplin terhadap waktu, kegiatan, aturan dan anggaran.
“Gemana kemudian mau disiplin apel kesadaran saja tidak mau datang dengan alasan ini itu. Bagaimana mana mau maju kalau hadir apel pagi saja masih banyak alasan, kecuali yang ditugaskan ditempat lain, seperti yang ikut diklat pelatihan barang dan jasa,” terangnya.
“Nanti apel lagi dan kalau masih tidak hadir lagi, maka akan dipertimbangkan diberikan sanksinyg lebih keras. Saya minta pertimbangan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) untuk pegawai kita yang tidak menujukan itikatnya untuk bekerja dengan baik, baik ASN atau PPPK,” ancamnya.
Namun, Pak Ben juga mengucapkan terimakasih kepada pegawia yang terus menunjukan komitmennya, janji terhadap diri sendiri dan pemerintah atau lembaga.
“Terimakasih bagi yang sudah hadir apel dan jangan kendurkan semangat itu dan ajak yang lain, kalau tidak mau diajak tinggalin saja,” tuturnya.
Pak Ben mengaku, apel kesadaran juga harus dilakukan ditempat yang lain. Bila bersama-sama bekerja tidak ada yang sulit untuk kita capai namun, kalau dengan disiplin saja masih susah untuk diwujudkan maka dirinya akan mencari pegawia lain yang akan tujukan disiplinnya.
“Saya minta pegawai bekerja secara maksimal, jangan dipikirkan mau kemana dan jangan minta jabatan kepada saya,” katanya.
Pak Ben mengaku, dirinya selama 43 tahun bekerja sebagai abdi negara dan tidak pernah sekalipun minta jabatan, bahkan sebagai wakil walikota juga tidak pernah dimintai. Tapi, dirinya akan tempatkan pegawai pada tempat-tempat diorganisasi yang dibutuhkan.
“Ada kewajiban dari pegawai untuk tingkatkan kapasitas individunya, melalui pengalaman kerja, pedididan, pelatihan, baik yang diselenggarakan oleh lembaga dan pribadi. Banyak belajar, kalau kalian ingin mengetahui saya jadi TKS sejak 1983 dan sampai sekarang saya bekerja di lingkungan pemerintah dan semua jenis jabatan sudah pernah saya duduki dan paham. Kenapa saya sampai disini, yang utama adalah disiplin,” terangnya.
Menurutnya, dalam bekerja siapapun atasan kita, siapa rekan kita, siapapun bawahan kita diharapkan kita tetap plbekerja. “Kalau kita latihan kepemimpinan itu bekerjalah dengan orang yang tidak cocok, atasi itu dan jangan dikeluhkan. Saya hanya mencari orang yang lunya prestasi untuk menduduki jabatan tertentu dan suatu saat para pegawai pasti akan dipindahkan, apalagi ada 5 jabatan struktural yang kosong dan juga jabatan lainnya,” tuturnya.
“Saya sudah merasakan semua apa yang dialami pegawai, ketika kita tidak mengeluh maka tidak ada yang berat buat kita. Insya allah pada 2030 saya akan mengakhiri jabatan ini dengan tidak aneh-aneh dan ini dibantu para pegawai,” tutupnya. (*)