CURUG,BANTENEKSPRES.CO.ID – Hari ke-2 Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMPN 1 Curug, Kecamatan Curug masih berjalan dengan lancar, bahkan di hari ke-2 semua siswa baru di jabarkan dengan pengenalan lingkungan sekolah secara menyeluruh agar nanti siswa tau apa saja yang ada di SMP 1 Curug.
Dalam MPLS Ramah tersebut, SMPN 1 Curug juga mengantisipasi bahaya Narkotika Psikotropika, dan bahan Adektif (Napza) serta Judi Online (Judol) yang banyak dilakukan oleh semua kalangan baik anak-anak sampai dengan orangtua. Hal tersebut, agar siswa SMPN 1 Curug tidak terlibat dalam kegiatan yang bisa membuat masa depan rusak.
Kepala SMPN 1 Curug Netty Rismayati mengatakan, memasuki hari ke-2 MPLS, siswa masih diberikan pengenalan tentang profil sekolah dan visi misi SMPN 1 Curug. Selanjutnya, ada pencegahan bahaya judi online dan juga Napza yang masih marak di luar sekolah. Sehingga, pihaknya perlu melakukan antisipasi dan membentengi siswa dari dua prilaku tersebut yang bisa merusak masa depan siswa.
”Hari ke-2 ini masih berjalan dengan baik dan lancar, siswa baru juga masih semangat mengikuti kegiatan. Dalam kegiatan MPLS ini, kami bukan hanya mengenali siswa tentang profil sekolah. Melainkan, juga dengan melakukan pencegahan terhadap bahaya judi online dan Napza,”ujarnya kepada Bantenekspres.co.id di ruang kerjanya, Selasa 15 Juli 2025.
Netty menambahkan, bahaya judi online sangat megkhaatirkan bagi para siswa, karena sangat mudah diakses oleh siapapun dan pelakunya bisa dari anak sekolah sampai orangtua. Sama halnya seperti Napza, bedanya judi online bisa di mainkan dimana saja.
”Saya sangat khawatir, taruhannya adalah masa depan siswa. Jangan sampai, mereka terjerumus dan kami sejak dini akan terus melakukan imbauan kepada siswa agar mereka menghindari agar tidak merusak masa depan mereka. Jika sudah terjerumus, masa depan mereka akan hancur,”paparnya.
Ia menjelaskan, MPLS dilakukan sampai dengan 18 Juli 2025, bahkan nanti akan ada unjuk minat bakat serta penampilan ekstrakurikuler yang ada di dalam SMPN 1 Curug. Tentunya, selama MPLS tidak ada kegiatan yang membuat siswa takut atur trauma, karna MPLS hanya pengenalan lingkungan sekolah bukan melalukan perpeloncoan.
”Maka itu, MPLS ini bukan ajang perpeloncoan siswa saya tidak setuju. Karena, MPLS hanya sekedar pengenalan lingkungan sekolah beserta isinya dan tidak ada kegiatan yang sifatnya fisik atau hal lainnya. Jika memang ada, kami tidak segan-segan menindaknyanya. Dan saya jamin, siswa baru akan senang selam MPLS berlangsung,”tutupnya. (*)
Reporter: Randy Yastiawan