“Kita tetap berjuang dan anak-anak sekitar harus sekolah di SMAN 6 Tangsel. Kita tetap bersikeras menyegel akses masuk karena pihak sekolah yang minta dibukaan akses menuju SMAN 6. Ini jalan perumahan dan warga sekitar bersedia wilayahnya dijadikan jalan menuju sekolah,” terangnya.
Wanita berkerudung tersebut mengungkapkan, selama ada SMAN 6 Tangsel dan SMPN 17 Tangsel pihaknya sering terganggu. Pasalnya, suara dari pengeras suara dan terutama dari SMAN 6 Tangsel sangat mengganggu dirinya dan warga lain.
“Suaranya sangat berisik terutama saat upacara. Saya juga heran kenapa arah pengeras suara diarahkan ke rumah warga,” tuturnya.
Selain itu, siswa atau siswi dari SMAN 6 Tangsel juga kerap mencorat-coret tembok rumahnya. Termasuk dua pas bunga juga pecah lantaran diduduki mereka. “Makanya saya dan warga bersikeras menutup akses menuju sekolah ini dan menuntut 8 orang ini diterim di SMAN 6 Tangsel. (bud)