Ia dan warga akan berbicara kembali dengan pihak sekolah dan berusaha agara anak-anak mereka diterima di sekolah tersebut. “Masyarakat tidak mau hanya jadi penonton di sekitar SMAN 3 Tangsel atau di kampung sendiri,” jelasnya.
Mujianto mengaku, di SMAN 3 Tangsel untuk kelas 1 terdapat 8 kelas. Dan bila ada kebijaksanaan tiap kelas ditambah 4 sampai 5 kursi maka akan cukup untuk menampung 34 siswa tersebut. Namun, hal itu tidak dilakukan oleh pihak sekolah.
“Kata pihak sekolah masih menunggu jawaban dari dinas. Meskipun Satpol PP datang dan memaksa membongkar portal yang kita pasang, warga siap melawan,” tegasnya.
Di tempat terpisah, Ketua RW 15 Pamulang Barat Suhendar Wijaya mengatakan, pihaknya akan tetap melakukan pemblokiran akses menuju SMAN 6 Kota Tangsel sampai ada jawaban dari Dindikbud Provinsi Banten.
“Karena alasan pihak SMA hanya menjalankan perintah dan itu bukan keputusan sekolah, dengan alasan inilah lalu gerbang menuju sekolah kita gembok,” ujarnya.