Di sisi lain, pendamping warga Cibetus bernama Rijal mengatakan, sejak kehadiran kandang ayam milik PT. STS itu, menimbulkan gejolak di tengah warga sekitar.
Adapun dampak yang ditimbulkan banyak sekali, yang membuat warga tidak nyaman dan tersiksa diantaranya, polusi, iritasi, gatal-gatal, ispa, dan lainnya.
Atas dampak tersebut, kemarahan warga meledak pada 24 November 2024 dengan melakukan aksi unjuk rasa, yang berakhir dengan pembakaran terhadap kandang ayam milik PT. STS tersebut.
“Atas insiden itu, belasan warga ditangkap yaitu, lima anak-anak dan 12 orang dewasa, untuk anak-anak sudah divonis enam bulan penjara masa percobaan oleh PN Serang. Sementara 12 orang dewasa, baru tiga orang yang sudah diputus hukuman satu tahun penjara. Kami berharap, ibu bupati bisa memfasilitasi kasus ini agar warga tidak lagi ketakutan, warga hanya ingin hidup tenang dan damai,” tuturnya. (agm)
