“Penanganan stunting tidak cukup hanya dengan pemberian makanan tambahan, tetapi perlu pendekatan lintas sektor dan edukasi berkelanjutan dengan berbagai program yang sudah kita jalankan saat ini,” ujarnya.
Allin menambahkan, berbagai faktor risiko seperti kurangnya energi kronis pada ibu hamil, anemia, pola makan tidak seimbang, paparan asap rokok, urbanisasi penduduk dan pemahaman yang rendah terhadap penyebab stunting.
”Kami menggerakkan 35 program terpadu, termasuk kunjungan rumah oleh tim Ngiler Sehat, pembentukan pos gizi di tiap kelurahan, hingga pelatihan menyusui dan pemantauan tumbuh kembang balita untuk tenaga kesehatan, guru dan kader,” tambahnya.
Menurutnya, di kalangan remaja, pihaknya membentuk Kader Duta Remaja Anti Anemia (DoReMiFaSoLaSiDo). Kader tersebut tugasnya untuk mengkampanyekan gaya hidup sehat dan konsumsi tablet tambah darah satu kali seminggu di sekolah-sekolah.