”Makanya sejak tahun 2023 juga sudah tidak kami fungsikan, khawatir membahayakan siswa-siswi kami,” kata H Dulhadi.
Akibat tiga ruang kelas rusak, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di SDN 1 Jenggot terganggu. Pihak sekolah hanya mengandalkan 6 ruang kelas yang masih layak pakai. Padahal, idealnya sekolah dengan jumlah siswa 300 lebih perlu memiliki 12 ruang kelas.
”Sebab per tahun ajaran kami menerima dua kelas untuk siswa baru. Jadi, dari kelas 1 sampai kelas 6 itu ada A dan B,” ungkapnya.
Untuk menyiasati kekurangan ruang kelas, H Dulhadi membagi dua shift. Pertama, dari pukul 07.00 WIB sampai 10.00 WIB. Kedua pukul 10.00 sampai 13.00 WIB.
“Jadi, ada siswa yang masuk pagi dan ada yang masuk siang,” tambahnya.
Selain ruan kelas, tambahnya, yang lebih memprihatinkan, saat ruang guru pun sudah tidak bisa difungsikan karena juga mengalami kerusakaan serupa. Akibatnya, para guru kini menempati sebuah ruang sempit dan terpaksa duduk berhimpitan.