“Kami juga tengah menelusuri asal-usul hewan, khususnya sapi kalau domba, informasi dari lapak berasal dari Lampung. Selain itu, kami juga telah menurunkan dokter hewan untuk cek langsung dan ambil sampel uji lab,” ucapnya.
Kata Yuli, sebagai tindak pencegahan pihaknya telah meminta kepada pemilik lapak supaya hewan yang terindikasi PMK itu tidak dijualnya, dan kepada masyarakat untuk tidak membeli hewan kurban yang sakit.
Yuli menambahkan, tahun ini terjadi peningkatan jumlah lapak dan volume hewan kurban dibanding tahun sebelumnya, yang semula hanya dua shaf sekarang ini bisa empat shaf.
“Tapi kami masih akan hitung totalnya nanti saat mendekati hari H, dan mayoritas hewan kurban yang beredar di Kabupaten Serang, berasal dari luar daerah. Langkah ini penting, untuk menghindari penyebaran penyakit ke ternak-ternak lokal yang sehat,” tuturnya. (agm)