Sementara itu, Kepala sekolah SDN 5 Banjarsari, Anton Setiabudi, menyampaikan bahwa pembentukan bank sampah di sekolahnya bukan sekadar mengajarkan siswa untuk mengumpulkan sampah. Lebih dari itu, pihak sekolah ingin mengedukasi anak-anak bahwa sampah yang mereka hasilkan dapat diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat, bahkan memiliki nilai ekonomi dan bisa diubah menjadi rupiah.
“Nanti sampah yang dihasilkan oleh anak-anak itu kita rubah menjadi keberkahan, kita rubah menjadi rupiah, menjadi uang,” katanya kepada wartawan, Senin (26/5).
Ia menambahkan, uang yang dihasilkan dari pengelolaan sampah tersebut akan dimanfaatkan untuk keperluan bersama siswa. Pihak sekolah juga telah mensosialisasikan kepada anak-anak bahwa dana tersebut bisa digunakan untuk kegiatan seperti studi tour atau kebutuhan lainnya yang mendukung proses pembelajaran.
“Jadi nanti anak-anak kalau pengin jalan-jalan, tidak lagi memberatkan orang tua,” ucapnya.